Jumat, 16 Maret 2012

MACAM-MACAM AGAMA YANG DIAKUI DI INDONESIA


MACAM-MACAM AGAMA YANG DIAKUI DI INDONESIA


MAKALAH


Diajukan  Sebagai salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Agama



stkip2.jpg



Disusun Oleh Kelompok 3:

                                                            Fitra Reza Hayati
                                                            Ice Fitri Muliawati
                                                            Rika Purnama Wulan




Dosen Pembimbing
Agusrianto, SHI, MA






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG
2011


KATA PENGANTAR



Alhamdulillah alrabbi al‘alamin kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya kepada kami dan seijin-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini  yang berjudul “MACAM –MACAM AGAMA YANG DIAKUI DI INDONESIA”


Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian agama atau yang lebih khususnya membahas berbagai macam agama yang telah diakui di Indonesia serta sejarah masuknya agama dan perkembangannya.


Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Macam-macam Agama. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.


Akhir  kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.





Lubuk Alung , 22 oktober 2011



Penyusun









i



DAFTAR ISI


Kata Pengantar                                                                                                         i

Daftar Isi                                                                                                                   ii

BAB I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang                                                                                                1
B.     Rumusan Masalah                                                                                           2
C.     Tujuan Penulisan Makalah                                                                              2

BAB II. PEMBAHASAN

1.      Agama Islam                                                                                                   3
            A. Lahirnya Agama Islam
            B. Sejarah Berkembangnya Agama Islam                                          4

2.      Agama Khatolik                                                                                              9
            a). Misi Portugis Menyebarkan Agama Khatolik
            b). Sejarah Perkembanhan Agama Khatolik

3.      Agama Kristen                                                                                                10
            A.   Sejarah Penyebaran agama Kristen Di Indonesia
B.  Agama Kristen di Indonesia

4.  Agama Hindu                                                                                                  11
1. Pengertian
2. Sejarah Perkembangan Hindu

5. Agama Budha

BAB III. PENUTUP                                                                                                  12

A.    Kesimpulan
B.     Saran

Daftar Pustaka                                                                                                          13

ii


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang


Manusia sebagai makluk ciptaan tuhan yang maha esa dan sebagai wakil tuhan di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sssebagai hamba tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah  dan menyembah Tuhan sang pencipta dengan tulus.
sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaanseperti Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Budha telah dianut oleh masyarakatIndoesia. Bahkan pada abad 7-12 M di beberapa wilayah Indonesia telah berdirikerajaan-kerajaan Hindu dan Budha.
Namun walaupun demikian hal tersebut pasti ada memiliki perbedaan tersendiri, seperti pada agama Islam, Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan timbulnya bandarbandar perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Di samping itu, cara lain yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh.bukan hanya itu, Islam pemiliki cara beribadah yang berbeda dengan agama lain.
Perbedaan tersebut juga terdapat pada agama Khatolik. Misi adalah suatu organisasi yang bertugas untuk menyebarkan agama Khatolik. Misi berpusat di Vatikan, Roma. Negara-negara yang menganut agama Khatoliuk, misalnya: Italia, Portugis dan Spanyol. Negara-negara itu mendapat tugas dari Paus untuk menyebarkan agamanya keseluruh penjuru dunia.

Khatolik merupakan agama yang didirikan oleh Yesus Kristus yang kurang lebih 2.000 tahun lalu dan memiliki kitab suci yang di sebut dengan Injil. Agama ini juga memiliki tempat beribadatan yang di sebut dengan Gereja. Hari besar keagamaan: Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Isa Almasih, dan Pantekosta.

Zending adalah suatu organisasi untuk menyebarkan agama Kristen Protestan. Negara yang beragama Protestan adalah Belanda dan Jerman.  Negara tesebut memiliki organisasi zending dengan tugas menyebarkan agama Protestan keseluruh dunia. Begitupula bangsa Belanda yang ada di Indonesia, juga mempunyai tugas menyebarkan agama di Indonesia.

Agama Hindu merupakan Sinkretisme ( percampuran) antara kepercayaan bangsa Asia dengan kepercayaan bangsa Draviida. Sifatnya politisme, yaitu percaya kepada banyak Dewa. Tiap-tiap dewa merupakan lambing kekuatan alam, sehingga perlu di puji dan di hormati.

Agama Budha di ajarkan oleh Sidharta, putra raja Sudddhodana dari kerajaan Kapilawastu dan termasuk keturunan suku bangsa Sakya, ia dikenal dengan sebutan Buddha Gautama atau Sakyamuni.



1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka permasalahan yang menjadi perhatian dalam penulisan makalah ini adalah  Agama yang telah diakui di Indonesia serta Sejarah Perkembangan. Menjelaskan tentang begaimana agama tersebut datang ke Indonesia.Menjelaskan tentang bagaimana caranya agama tersebut bisa berkembang di Indonesia


C. Tujuan Penulisan Makalah

Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para  mahasiswa jurusan matematika, fakultas  keguruan dan ilmu pendidikan STKIP YDB Lubuk Alung, agar nantinya dalam kita semua mengetahui berbagai macam pemeluk agama yang ada di Indonesia, dan sejarah perkembangannya.
Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk keIndonesia.-Supaya kita bisa mencontoh bagaimana cara berdakwah yang baik -Mengenang kembali jasa-jasa para pejuang




2
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Agama Islam

            A. Lahirnya Agama Islam
Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab. Pendirinya ialah Muhammad. Agama ini lahir salah satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Manusia pada saat itu hidup dalam keadaan moral yang rendah dan kebodohan (jahiliah). Mereka sudah tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran nabi-nabi sebelumnya. Hal itu menyebabkan manusia berada pada titik terendah. Penyembahan berhala, pembunuhan, perzinahan, dan tindakan rendah lainnya merajalela.
Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke Madinah pada tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.
Muhammad mendirikan wilayah kekuasaannya di Madinah. Pemerintahannya didasarkan pada pemerintahan Islam. Muhammad kemudian berusaha menyebarluaskan Islam dengan memperluas wilayahnya.
Setelah Muhammad wafat pada tahun 632, proses menyebarluaskan Islam dilanjutkan oleh para kalifah yang ditunjuk Muhammad.
Sampai tahun 750, wilayah Islam telah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Afrika Utara, Irak, Suriah, Persia, Mesir, Sisilia, Spanyol, Asia Kecil, Rusia, Afganistan, dan daerah-daerah di Asia Tengah. Pada masa ini yang memerintah ialah Bani Umayyah dengan ibu kota Damaskus.
Pada tahun 750, Bani Umayyah dikalahkan oleh Bani Abbasiyah yang kemudian memerintah sampai tahun 1258 dengan ibu kota di Baghdad. Pada masa ini, tidak banyak dilakukan perluasan wilayah kekuasaan. Konsentrasi lebih pada pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban Islam. Baghdad menjadi pusat perdagangan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Setelah pemerintahan Bani Abbasiyah, kekuasaan Islam terpecah. Perpecahan ini mengakibatkan banyak wilayah yang memisahkan diri. Akibatnya, penyebaran Islam dilakukan secara perorangan. Agama ini dapat berkembang dengan cepat karena Islam mengatur hubungan manusia dan TUHAN. Islam disebarluaskan tanpa paksaan kepada setiap orang untuk memeluknya.
Islam adalah agama yang mengimani satu tuhan, Islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa makna. Islam terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa arab): Sin, Lam dan Mim. Beberapa kata dalam bahasa arab memiliki huruf dasar yang sama dengan islam, memiliki kaitan makna dengan islam.
3
Islam secara bahasa adalah : islamul waih (menundukkan wajah), al istislam (berserah diri), As salamah (suci bersih),As Salam (selamat dan sejahtera),As Silmu (perdamaian), dan S ullam (tangga, berharap,atau taddarui).
Secara istilah, islam berarti wahyu allah, dan para nabi dan rasul, pedoman hidup manusia,hukum-hukum allah yang ada didalam Al Quran dan As Sunnah, dan dia merupakan jalan yang lurus, untuk keselamatan dunia dan akhirat.

Agama Islam pertama kali di siarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kitab sucinya bernama Al Quran. Al Quran merupakan firman tuhan. Firman yang di turunkan di Mekah yang berisi ajaran agar orang-orang bertauhid, sedangkan firman yang di turunkan di Madinah berisi peraturan mengenai ibadah: hukum perkawinan, hukum warisan,dll.

Selain kitab suci Al Qur’an umat islam juga mengenal hadist yang berisi riwayat, tutur katamdan tingkah laku Nabi Muhammad SAW yang wajib di contoh atau pun di teladani oleh umat islam. Hadist dibukukan dalam masa pemerintahan khalifah ummaiyah (abad ke-9M). pusat pemerintahan khalifah ummaiyah adalah kordoba. 

            B. Sejarah Perkembangan Islam
Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan timbulnya bandarbandar perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Di samping itu, cara lain yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh.
o   Peranan Kaum Pedagang
Seperti halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang memegang
peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam, baik pedagang dari luar Indonesia
maupun para pedagang Indonesia.
Para pedagang itu datang dan berdagang di pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir. Malaka merupakan pusat transit para pedagang. Di samping itu, bandar-bandar di sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra Pasai juga didatangi para pedagang.
Mereka tinggal di tempat-tempat tersebut dalam waktu yang lama, untuk menunggu datangnya angin musim. Pada saat menunggu inilah, terjadi pembauran antarpedagang dari berbagai bangsa serta antara pedagang dan penduduk setempat. Terjadilah kegiatan saling memperkenalkan adat-istiadat, budaya bahkan agama. Bukan hanya melakukan perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi melalui perkawinan.
Di antara para pedagang tersebut, terdapat pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang umumnya beragama Islam. Mereka mengenalkan agama dan budaya Islam kepada para pedagang lain maupun kepada penduduk setempat. Maka, mulailah ada penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam. Lama-kelamaan penganut agama Islam makin banyak. Bahkan kemudian berkembang perkampungan para pedagang Islam di daerah pesisir.
Penduduk setempat yang telah memeluk agama Islam kemudian menyebarkan Islam kepada sesama pedagang, juga kepada sanak familinya. Akhirnya, Islam mulai berkembang di masyarakat Indonesia. Di samping itu para pedagang dan pelayar tersebut juga ada yang menikah dengan penduduk setempat sehingga lahirlah keluarga dan anak-anak yang Islam.
4
Hal ini berlangsung terus selama bertahun-tahun sehingga akhirnya muncul sebuah komunitas Islam, yang setelah kuat akhirnya membentuk sebuah pemerintahaan Islam. Dari situlah lahir kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara.
o   Peranan Bandar-Bandar di Indonesia
Bandar merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-kapal dagang. Bandar juga merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai tempat tinggal para pengusaha perkapalan. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak bandar. Bandar-bandar ini memiliki peranan dan arti yang penting dalam proses masuknya Islam ke Indonesia.
Di bandar-bandar inilah para pedagang beragama Islam memperkenalkan Islam kepada para pedagang lain ataupun kepada penduduk setempat. Dengan demikian, bandar menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama Islam ke Indonesia. Kalau kita lihat letak geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam pada umunya terletak di pesisir-pesisir dan muara sungai.
Dalam perkembangannya, bandar-bandar tersebut umumnya tumbuh menjadi kota bahkan ada yang menjadi kerajaan, seperti Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore. Banyak pemimpin bandar yang memeluk agama Islam. Akibatnya, rakyatnya pun kemudian banyak memeluk agama Islam.
Peranan bandar-bandar sebagai pusat perdagangan dapat kita lihat jejaknya. Para pedagang di dalam kota mempunyai perkampungan sendiri-sendiri yang penempatannya ditentukan atas persetujuan dari penguasa kota tersebut, misalnya di Aceh, terdapat perkampungan orang Portugis, Benggalu Cina, Gujarat, Arab, dan Pegu.
Begitu juga di Banten dan kota-kota pasar kerajaan lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kota-kota pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam memiliki ciri-ciri yang hampir sama antara lain letaknya di pesisir, ada pasar, ada masjid, ada perkampungan, dan ada tempat para penguasa (sultan).
o   Peranan Para Wali dan Ulama
Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan.


5
Karena dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut.
(1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali yang pertama datang ke Jawa pada abad ke-13 dan menyiarkan Islam di sekitar Gresik. Dimakamkan di Gresik, Jawa Timur.
(2) Sunan Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan perancang pembangunan Masjid Demak.
(3) Sunan Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya. Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial.
(4) Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana.
(5) Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat.
(6) Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku. Menyiarkan agama dengan metode bermain.
(7) Sunan Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus.
(8) Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata.
(9) Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Seorang pemimpin berjiwa besar.
o   Kapan dan dari mana Islam Masuk Indonesia
Sejarah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari India dan Cina sudah memiliki hubungan dagang dengan penduduk Indonesia. Namun demikian, kapan tepatnya Islam hadir di Nusantara?
Masuknya Islam ke Indonesia  menimbulkan berbagai teori. Meski terdapat beberapa pendapat mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita Cina zaman Dinasti Tang. Berita itu mencatat bahwa pada abad ke-7, terdapat permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai barat Sumatra Utara.
Abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini berdasarkan catatan perjalanan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.
Bukti yang turut memperkuat pendapat ini ialah ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 1297.
Jika diurutkan dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian utara Sumatra. Hal ini menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat Malaka, jalur laut perdagangan internasional dari barat ke timur. Berikutnya ialah Kerajaan Samudra Pasai.

6
Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit.
Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M). Jadi, Islam telah ada sebelum abad ke-15 dan diperkirakan berasal dari Majapahit karena bentuk makam bergaya Majapahit dan berangka tahun Jawa kuno. Di Kalimantan Timur, Islam masuk melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh dua orang penyiar agama dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Di Kalimantan Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan, seorang khatib (ahli khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti kedatangan Islam ditemukan pada masjid Ki Gede di Kotawaringin yang bertuliskan angka tahun 1434 M.
Di Sulawesi, Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal masuknya Islam ke Sulawesi ini tercatat pada Lontara Bilang. Menurut catatan tersebut, raja pertama yang memeluk Islam ialah Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo yang memeluk Islam pada tahun 1603. Adapun penyiar agama Islam di daerah ini berasal antara lain dari Demak, Tuban, Gresik, Minangkabau, bahkan dari Campa. Di Maluku, Islam masuk melalui bagian utara, yakni Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Diperkirakan Islam di daerah ini disiarkan oleh keempat ulama dari Irak, yaitu Syekh Amin, Syekh Mansyur, Syekh Umar, dan Syekh Yakub pada abad ke-8.
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 :

Artinya :
Tidak ada paksaan dalam agama (Q.S. al-Baqarah ayat 256)

Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.


7
2. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.





















8
2.       Agama Khatolik

            a)  Misi  Portugis Penyebar Agama Khatolik

Misi adalah suatu organisasi yang bertugas untuk menyebarkan agama Khatolik. Misi berpusat di Vatikan, Roma. Negara-negara yang menganut agama Khatoliuk, misalnya: Italia, Portugis dan Spanyol. Negara-negara itu mendapat tugas dari Paus untuk menyebarkan agamanya keseluruh penjuru dunia.
Khatolik merupakan agama yang didirikan oleh Yesus Kristus yang kurang lebih 2.000 tahun lalu dan memiliki kitab suci yang di sebut dengan Injil. Agama ini juga memiliki tempat beribadatan yang di sebut dengan Gereja. Hari besar keagamaan: Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Isa Almasih, dan Pantekosta.

            b)  Sejarah Perkembangan Khatolik

sejak Malaka jatuh ketangan bangsa Portugis tahun 1511, aktifitas perdagangan rempah-rempah di Selat malaka di kuasai sepenuhnya oleh bangsa Portugis. Selanjutnya bangsa Portugis meneruskan penjajahannya ke Maluku (1512), yang merupakan daerah kaya akan sumber rempah-rempah. Pada tahun 1522 bangsa Portugis mulai menetap di Ambon. Kegiatan mereka berdagang  dan berusaha untuk mendapatkan rempah-rempah dalam jumlah yang besar. Para Misionaris yang mengikuti perdagangan bangsa Portugis dapat dengan leluasa mendekati rakyat dan mengajarkan agama yang di anutnya. Para Misionaris bangsa Portugis, tidak hanya menyebarkan agama di Maluku, mereka juga menyebarkan di daerah lain di Indonesia, seperti: Manado, Sangihe, Talaud, Minahasa, Flores, Timor, seperti pulau jawa(Muntilan, Malang, dan Jakarta).
Seorang Misionaris yang berjasa besar dalam penyebaran agama Khatolik di Asia, termasuk di Maluku,bernama Fransiscus Xaverius. Ia tidak hanya menyebarkan agama Khatolik saja, melainkan juga memajukan Kesehata Rakyat dan Pendidikan sehingga agama Khatolik dapat diterima oleh masyarakat.


3.   Agama Kristen

A.  Agama Kristen di Indonesia

Sejak VOC di bubarkan 31 desember 1799, organisasi zending belanda mengirim para pendeta ke daerah minahasa untuk menyebarkan agama Kristen Protestan. Namun sejak pertengahan abad ke-19, penyebaran agama Kristen Protestan dilakukan di daerah jawa, Irian, Halmahera,Buru, Poso, Batak Karo, dan Sulawesi utara. Pendeta agama Kristen Protestan yang terkenal pada saat itu yang bernama Baron Van Hoevel.
Zending adalah suatu organisasi untuk menyebarkan agama Kristen Protestan. Negara yang beragama Protestan adalah Belanda dan Jerman.  Negara tesebut memiliki organisasi zending dengan tugas menyebarkan agama Protestan keseluruh dunia. Begitupula bangsa Belanda yang ada di Indonesia, juga mempunyai tugas menyebarkan agama di Indonesia. Sejak VOC
9
menanamkan kekuasaan di Ambon, para Pendeta belanda mulai secara teratur mengkristenkan penduduk di daerah Sangir-Talaud, Ambon dan sekitarnya.





B.  Sejarah Penyebaran agama Kristen Di Indonesia

Kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia dengan semboyan 3G( Gospel, Goid, dan Glory). Kedatangan mereka tidak dapat di pisahkan dari segala kegiatan bangsa Portugis di Indonesia karena selain mencari kekayaan dank e jayaan negerinya, bangsa Portugis juga berusaha menyebarkan agama yang di anutnya,  yaitu agama Kristen. Bahkan penyebaran agama oleh bangsa Eropa di Indonesia juga mendapatkan tugas suci bangsa Eropa yang berkuasa di Indonesia, terutama yang di lakukan oleh bangsa Portugis dan bangsa Belanda.



4.      Agama Hindu

1. Pengertian

Agama Hindu merupakan Sinkretisme ( percampuran) antara kepercayaan bangsa Asia dengan kepercayaan bangsa Draviida. Sifatnya politisme, yaitu percaya kepada banyak Dewa. Tiap-tiap dewa merupakan lambing kekuatan alam, sehingga perlu di puji dan di hormati. Beberapa dewa yang terkeenal diantaranya:
                        Prethiui : Dewa Bumi
                        Vayu      : Dewa Angin
                        Varuna   : Dewa Laut
                        Agni       : Dewa Api
Namun tiga dewa utama yang di puji oleh masyarakat Hindu adalah Dewa Brahma (Dewa Pencipta), Dewa Wisnu(Dewa Pelindung), Dewa Syiwa ( Dewa Pelebur atau Penghancur). Ketiga dewa tersebut di kenal dengan sebutan Trimurti. Kitab sucii agama ini adalah Weda, yang arti pengetahuan yang terdiri atas empat bagian, yaitu: Regweda, Samaweda, Yayurweda, dan Atharwawda.

2. Sejarah Perkembangan Hindu

Agama Hindu mengajarkan bahwa hidup di dunia ini sengsara (Samsara) akibat perbuatan yang kurang baik pada masa sebelumnya (karma). Selanjutnya manusia dilahirkan kembali (Reinkarnasi) dan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki diri, sehingga dalam kelahirannya kembali dapat di lahirkan pada kasta yang lebih tinggi. Sebaliknya, apabila ia berbuat jahat maka di lahirkan pada kasta yang lebih rendah atau dilahirkan menjadi binatang.


10
Namun, seseorang yang telah sempurna hidupnya dapat  mencapai Moksha, artinya lepas dari samsara. Mereka yang berhasil mencapai moksha tidak dilahirkan kembali,tetapi tinggal abadi di Nirwana(semacam surga). Ajaran Hindu bersifat pesimis, karena hidup berarti menderita, bukan menikmati isi dunia.
5. Agama Budha

Agama Budha di ajarkan oleh Sidharta, putra raja Sudddhodana dari kerajaan Kapilawastu dan termasuk keturunan suku bangsa Sakya, ia dikenal dengan sebutan Buddha Gautama atau Sakyamuni. Ada empat tempat yang di anggap suci oleh pemeluk agama Budha karena memiliki hubungan dengan sidharta. Ke empat tempat tersebut : Taman Lumbini, Bodh Gaya, Banares, dan Kusunegara. “Taman Lumbini” terletak di daerah Kapilawastu, yaitu tempat kelahiran Sidharta(563M). “Bodh Gaya” adalah tempat Sidharta menerima Penerangan Agung. “Benares” adalah tempat Sidharta pertama kali mengajarkan ajarannya. “Kusinegara” adalah tempat wafatnya Sidharta. Peristiwa kelahiran, Menerima Penerangan Agung dan Kematiannya terjadi pada tanggal yang bersamaan yaitu waktu bulan purnama di bulan mei. Ketiga peristiwa itu dirayakan oleh umat Budha sebagai hari Waisak.
Seorang yang mau masuk agama Budha diwajibkan mengucapkan Tridharma, yaitu tiga kewajiban yang berisi:
                        1. Saya mencari pelindung pada Budha
                        2. Saya mencari pelindung pada Dharma
                        3. Saya mencari pelindung pada Sanggha
Ajaran agama Budha di bukukan dalam kitab sucinya yang di sebut “Tripitaka” yang artinya tiga keranjang. Tripitaka meliputi Vinayapitaka (berisi aturan-aturan hidup), Abdidharmapitaka (berisi falsafah agama), Suttapitaka( berisi pokok-pokok atau dasar member peraturan). Namun demikian setelah seratus tahun Sang Budha Gautama wafat, terjadi beberapa penafsiran tentang ajaran yang di sampaikan oleh Sang Budha. Ajaran agama Budha mengalami perpecahan, yaitu aliran Hinayana (kendaraan kecil) dan Maha yana( kendaraan beras). Agama Budha pernah berpengaruh besar di India. Namun demikian, dalam perkembangan selanjutnya pengikut agama Budha di India berkurang. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor yaitu setelah Kaisar Wasoka wafat (232M) tidak ada raja yang mau melindungi dan mengembangkan agama Budha di India, dan juga karena agama Hindu berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahannya,sehingga pengikutnya semakin banyak.


11



BAB III

PENUTUP

A.  KESIMPULAN

Ø  Berbagai macam agama yang telah di akui di Indonesia merupakan suatu  pilihan yang tersendiri oleh seseorang yang menilainya,karena berbagai agama tersebut memiliki ciri khas tersendiri untuk di lakukan, namun semua agama memiliki tujuan yang sama yaitu untuk beribadah kepada tuhan.
Ø  Dari pembahasan di atas seseorang pasti bisa menilai dengan cara logis maupun ilmu pengetahuan akan berbagai agama dan cara beragama tersebut yang dapat di teriima.


B.  SARAN

Ø  Kami yakin dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangannya. Untuk itukami mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan saran, kritikan, atau mungkin komentarnya demi kelancaran tugas ini.






















12


Daftar pustaka


Berg,Van den.1954. Dari Panggung Peristiwa Sejarah Dunia.Jakarta:JB Wolter Jakarta Groningen.
Pane,Sanusi.1965.Sejarah Indonesi. Malang: Utama.
Wirjosapato, R.M. Sutjipto.1964.Bunga Rampai Sejarah Kebudayaan Indonesia.Jakarta:Djambatan.



































13

PUASA





MAKALAH


Diajukan  Sebagai salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Agama






Disusun Oleh Kelompok 3:

                                                            Fitra Reza Hayati
                                                            Dian Handayani
                                                            Rika Purnama Wulan




Dosen Pembimbing
Agusrianto, SHI, MA






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG
2011


KATA PENGANTAR



Alhamdulillah alrabbi al‘alamin kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya kepada kami dan seijin-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini  yang berjudul “PUASA”


Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian puasa atau yang lebih khususnya membahas berbagai macam manfaat dari puasa dan hal yang membatalkan puasa serta hal yang mewajibkan puasa tersebut.

sebagaimana amanat yang diberikan kepada kami di dalam memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Sebuah penghargaan bagi kami atas diberikannya tugas ini, karena dengan begitu kita akan dapat mengkaji kembali tentang hal-hal yang berkaitan dengan  Puasa. yang pasti akan bermanfaat menambah keilmuan dan pengetahuan akademis kita serta modal dalam beribadahkepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang puasa dan berbagai macam manfaat dari puasa dan hal yang membatalkan puasa serta hal yang mewajibkan puasa tersebut. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir  kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.





Lubuk Alung , 17 Januari 2012



Penyusun





i



DAFTAR ISI


Kata Pengantar                                                                                                         i

Daftar Isi                                                                                                                   ii

BAB I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang                                                                                                1
B.     Rumusan Masalah                                                                                           2
C.     Tujuan Penulisan Makalah                                                                              2

BAB II. PEMBAHASAN

1.      Pengertian Puasa                                                                                             3
            A. Pengertian Puasa Menurut Bahasa
           

2.      Dasar Hukum Diwajibkan Puasa                                                                    3
           

3.      Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa                                                                 5

4.  Hikmah Melaksanakan Puasa                                                                          6


BAB III. PENUTUP                                                                                                  11

A.    Kesimpulan
B.     Saran

Daftar Pustaka                                                                                                          12






ii



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Puasa merupakan salah satu dari rukun islam kita sebagai umat muslim wajib menjalankan puasa Ramadhan saya menuliskan tema puasa ini agar kita lebih mengerti apa puasa itu dan semoga kita menjadi penguasa diri kita sendiri dengan berpuasa.
Ramadhan merupakan bulan dimana kita harus dapat mengendalikan diri kita,hal yang utama yang harus kita lakukan dalam pelaksanaan puasa ramadhan adalah kita harus menjadi penguasa dan raja bagi diri kita sendiri kita harus benar-benar mengendalikan menurut aturan Ilahi yang berlaku.
Kalau berbicara harus kita kendalikan demikian juga dengan mata semuanya harus kita kendalikan dengan baik. Mungkin kadang ada bertanya kenapa kita tetap sengsara, atau mengapa hidup kita gelisah dan tidak tenang ? jawaban yang tepat adalah karena kita tidak dapat mengendalikan diri kita sendiri.
Pada bulan Ramadhan ini kita harus seperti kepongpong masuk seperti ulat berbulu yang ditakuti dan menjijikan dan keluar sebagai kupu-kupu yang indah yang begitu disenangi banyak orang, yang dapat kita artikan sebusuk dan sekotor apapun diri kita ,setelah menjalankan ibadah puasa ini kita harus menjadi orang yang memiliki kepribadian yang indah dan bermanfaat bagi dirikita sendiri  dan orang lain.

Di bulan suci Ramadhan inilah kesempatan yang baik untuk megembleng diri agar menjadi terindah dan terbaik. Rasulullah mensinyalir,umat islam akan banyak melaksanakan puasa ,hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Bagai mana menurut ada apakah ini benar? Kalau Rasulullah sudah mensinyalir demikian memang demikian keadaannya karena semua yang dikatakan dan dilakukan Rasulullah semua itu benar adanya dan tidak ada yang salah .

Perkembangan pada saat ini apakah sesuai dengan sinyalemen Rasulullah tadi? Ibadah puasa umat islam pada saat ini Alhamdulillah sudah agak meningkat ternyata mereka mulai sadar ,mereka sadar bahwa ibadah puasa ini tidaklah sebuah tradisi saja melainkan sebuah jalan untuk meningkatkan keimanan.







1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka permasalahan yang menjadi perhatian dalam penulisan makalah ini adalah  Puasa. Menjelaskan tentang manfaat dari puasa.Menjelaskan tentang hal-hal yang membatalkan puasa.



C. Tujuan Penulisan Makalah

Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para  mahasiswa jurusan matematika, fakultas  keguruan dan ilmu pendidikan STKIP YDB Lubuk Alung, agar nantinya dalam kita semua mengetahui hal-hal tentang puasa.
Memahami Pengertian puasa
Puasa tidak hanya menaha diri dari makan dan minum tapi harus menahan diri dari hal-hal yang akan merusak pahala puasa bitu sendiri ibadah puasa yang pokok adalah “menahan makan,minum,dan hawa nafsu mulai terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari” akan tetapi kita juga harus menahan nafas,bibir,mata, dan semua anggota badan kita dari hal-hal yang akan mebatalkan puasa.
Jika menurut mata sesuatu itu enak dilihat ,tetapi akan merusak amalan puasa maka tundukanlah . Demikian pula dengan bibir kita harus berhenti untuk tidak bicara yang tidak baik dan berguna. Mudah-mudahan setelah mulut,mata ,dan seluruh anggota badan kita bersih dengan menahan diri dari segala sesuatu yang tidak baik semoga hati kita menjadi bersih , dan hal ini merupakan puncak dari dari segala keindahan menikmati hidup di dunia ini. Karena orang yang hatinya bersih akan menjadi cahaya bagi diri sendiri dan orang lain.


















2
BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian Puasa

Puasa secara bahasa adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan secara terminologi, adalah menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai niat berpuasa bagi orang yang telah diwajibkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Detailnya, puasa adalah menjaga dari pekerjaan-pekerjaan yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum, dan bergunjing pada sepanjang hari tersebut (sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa diwajibkan atas seorang muslim yang baligh, berakal, bersih dari haidl dan nifas, disertai niat ikhlas semata-mata karena Allah ta'aala.

2. Dasar Hukum Diwajibkan Puasa

Puasa Ramadhan itu diwajibkan atas setiap muslim yang berakal, mukim (tidak dalam keadaan safar), mampu, dan terlepas dari segala macam halangan.
Sedangkan bagi orang kafir, tidak wajib baginya mengerjakan puasa dan tidak juga sah untuk dikerjakan. Sebab, dia bukan orang yang berhak untuk ibadah ini, dan jika suatu saat dia memeluk Islam, maka dia pun wajib mengerjakannya, yaitu semenjak dirinya masuk agama Islam dan tidak perlu baginya mengqadha’ puasa-puasa yang telah ditinggalkannya. Yang demikian itu ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala:
“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, ‘Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu…’” [Al-Anfaal: 38]
Bagi anak kecil, tidak wajib baginya untuk mengerjakan puasa, karena telah dibebaskan hukum itu darinya sehingga dia mencapai usia baligh. Usia balighnya itu bisa diketahui melalui salah satu dari tiga cara berikut:
1. Keluar mani melalui mimpi atau yang lainnya.
2. Tumbuhnya bulu kemaluan.
3. Masuk usia lima belas tahun.
Sedangkan pada wanita, ditambah lagi dengan haidh. Jika salah satu dari hal-hal tersebut di atas telah terpenuhi, maka anak itu sudah dapat dikategorikan baligh.

3
Dan bagi orang yang akalnya tidak sehat (hilang ingatan/gila), tidak wajib baginya menunaikan puasa, karena telah dibebaskan hukum wajib itu darinya. Jika ada seseorang yang terkadang ingatannya hilang dan terkadang kembali lagi, maka dia masih tetap berkewajiban melaksanakan
puasa pada saat dia tersadar dan tidak ada kewajiban baginya untuk mengqadha’ puasa yang dia tinggalkan selama dia mengalami hilang ingatan.
Bagi musafir, puasa itu tidak wajib, tetapi dia diberikan pilihan, boleh tidak berpuasa dan boleh juga tetap berpuasa, tetapi yang lebih baik baginya adalah mengerjakan yang paling mudah.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain…” [Al-Baqarah: 185]
Sedangkan bagi orang yang tidak mampu, yakni tidak mampu mengerjakan puasa, baik karena sakit atau karena sudah terlalu tua, maka tidak ada kewajiban baginya untuk mengqadha’nya setelah bulan Ramadhan. Orang yang sudah tua hendaklah memberi makan satu orang miskin setiap harinya.
“….Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika ia tidak berpuasa) untuk membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin…” [Al-Baqarah: 184]
Dan bagi orang yang mengerjakan puasa tetapi terhalang oleh suatu halangan puasa, maka tidak wajib baginya berpuasa, tetapi dia harus berbuka, sebagaimana wanita yang haidh dan nifas.
Ibnu Rusyd mengatakan, “…Adapun bagi orang yang mendapat ketetapan wajib mutlak, maka dia adalah orang yang sudah baligh, berakal, tidak sedang dalam perjalanan, dan sehat, selama tidak ada halangan yang menghalangi puasa, yaitu haidh bagi kaum perempuan. Ini merupakan suatu hal yang tidak diperdebatkan lagi.
Hal tersebut didasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut ini:
“Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah dia ber-puasa…”
Berdomisili (berada di kota, desa, kampung) sebab tidak wajib bagi musafir, sesuai FirmanNya
Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah SWT menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqaroh : 185)



4
3. Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa

Ø        Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak batal puasanya.

Ø        Jima' (bersenggama).


Ø        Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.

Ø        Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau sebab lainnya dengan sengaja. Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan puasa karena keluarnya tanpa sengaja.


Ø        Keluarnya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid, atau nifas batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari.

Ø        Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui mulut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

”Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha, sedang barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib qadha." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi). Dalam lafazh lain disebutkan : "Barangsiapa muntah tanpa disengaja, maka ia tidak (wajib) mengganti puasanya)." DiriwayatRan oleh Al-Harbi dalamGharibul Hadits (5/55/1) dari Abu Hurairah secara maudu' dan dishahihRan oleh AI-Albani dalam silsilatul Alhadits Ash-Shahihah No. 923.

Ø        Murtad dari Islam (semoga Allah melindungi kita darinya). Perbuatan ini menghapuskan segala amal kebaikan. Firman Allah Ta'ala: Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. "(Al-An'aam:88).
Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak tahu, lupa atau dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air tanpa disengaja. Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari, maka hendaknya ia mandi, shalat dan berpuasa.






5
Ø        Berniat membatalkan puasa.
Jika seseorang berniat membatalkan puasa sedangkan ia dalam keadaan berpuasa. Jika telah bertekad bulat dengan sengaja untuk membatalkan puasa dan dalam keadaan ingat sedang berpuasa, maka puasanya batal, walaupun ketika itu ia tidak makan dan minum. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Setiap orang hanyalah mendapatkan apa yang ia niatkan.” Ibnu Hazm rahimahullah mengatakan, “Barangsiapa berniat membatalkan puasa sedangkan ia dalam keadaan berpuasa, maka puasanya batal.” Ketika puasa batal dalam keadaan seperti ini, maka ia harus mengqodho’ puasanya di hari lainnya.





4. Hikmah Melaksanakan Ibadah Puasa
           

o     Bertakwa dan menghambakan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, takwa adalah meninggalkan keharaman, istilah itu secara mutlak mengandung makna mengerjakan perintah, meninggalkan larangan , Allah Ta’ala berfirman,       
 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183). Ayat ini menunjukkan bahwa di antara hikmah puasa adalah agar seorang hamba dapat menggapai derajat takwa dan puasa adalah sebab meraih derajat yang mulia ini. Hal ini dikarenakan dalam puasa, seseorang akan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Inilah pengertian takwa. Bentuk takwa dalam puasa dapat kita lihat dalam berbagai hal berikut.
                                                            




6
Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang Allah larang ketika itu yaitu dia meninggalkan makan, minum, berjima’ dengan istri dan sebagainya yang sebenarnya hati sangat condong dan ingin melakukannya. Ini semua dilakukan dalam rangka taqorrub atau mendekatkan diri pada Allah dan meraih pahala dari-Nya. Inilah bentuk takwa.
Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia mengetahui bahwa Allah selalu mengawasi diri-Nya. Ini juga salah bentuk takwa yaitu merasa selalu diawasi oleh Allah.
Ketiga, ketika berpuasa, setiap orang akan semangat melakukan amalan-amalan ketaatan. Dan ketaatan merupakan jalan untuk menggapai takwa. Inilah sebagian di antara bentuk takwa dalam amalan puasa.

o      Puasa adalah serupa dengan revolusi jiwa untuk merombak cara dan kebiasaan yang diinginkan oleh manusia itu, sehingga mereka berbakti pada keinginannya dan nafasnya itu berkuasa padanya
3. Puasa menunjukkan pentingnya seseorang merasakan pedihnya laparmaupun tidak dibolehkan mengerjakan sesuatu. Sehingga tertimpa pada dirinya dengan suatu kemiskinan atau hajatnya tidak terlaksana. Dengan sendirinya lalu bisa merasakan keadaan orang lain, bahkan berusaha untuk membantu mereka yang berkepentingan dalam hidup ini.
o       Puasa dapat menyehatkan tubuh kita, manfaat puasa bagi kesehatan adalah sebagai berikut:

a) Puasa membersihkan tubuh dari sisa metabolisme. Saat berpuasa tubuh akan menggunakan zat-zat makanan yang tersimpan. Bagian pertama tubuh yang mengalami perbaikan adalah jaringan yang sedang lemah atau sakit.

b) Melindungi tubuh dari penyakit gula. Kadar gula darah cenderung turun saat seseorang berpuasa. Hal ini memberi kesempatan pada kelenjar pankreas untuk istirahat. SepertiAnda ketahui, fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan hormon insulin.

c) Menyehatkan sistem pencernaan. Di waktu puasa, lambung dan sistem pencernaan akan istirahat selama lebih kurang 12 sampai 14 jam, selama lebih kurang satu bulan. Jangka waktu ini cukup mengurangi beban kerja lambung untuk memroses makanan yang bertumpuk dan berlebihan.Puasa mengurangi berat badan berlebih. Puasa dapat menghilangkan lemak dan kegemukan, secara ilmiah diketahui bahwa lapar tidak disebabkan oleh kekosongan perut. Tetapi juga disebabkan oleh penurunan kadar gula dalam darah.







7
o      Hikmah di Balik Meninggalkan Syahwat dan Kesenangan Dunia
         Di dalam berpuasa, setiap muslim diperintahkan untuk meninggalkan berbagai syahwat, makanan dan minuman. Itu semua dilakukan karena Allah. Dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
 “Dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku”.
Di antara hikmah meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia ketika berpuasa adalah:
Pertama, dapat mengendalikan jiwa. Rasa kenyang karena banyak makan dan minum, kepuasan ketika  berhubungan dengan istri, itu semua biasanya akan membuat seseorang lupa diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai. Sehingga dengan berpuasa, jiwa pun akan lebih dikendalikan.
Kedua, hati akan menjadi sibuk memikirkan hal-hal baik dan sibuk mengingat Allah. Apabila seseorang terlalu tersibukkan dengan kesenangan duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lahap, hati pun akan menjadi lalai dari memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allah. Oleh karena itu, apabila hati tidak tersibukkan dengan kesenangan duniawi, juga tidak disibukkan dengan makan dan minum ketika berpuasa, hati pun akan bercahaya, akan semakin lembut, hati pun tidak mengeras dan akan semakin mudah untuk tafakkur (merenung) serta berdzikir pada Allah.
Ketiga, dengan menahan diri dari berbagai kesenangan duniawi, orang yang berkecukupan akan semakin tahu bahwa dirinya telah diberikan nikmat begitu banyak dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim piatu yang sering merasakan rasa lapar. Dalam rangka mensyukuri nikmat ini, orang-orang kaya  pun gemar berbagi dengan mereka yang tidak mampu.
Keempat, dengan berpuasa akan mempersempit jalannya darah. Sedangkan setan berada pada jalan darahnya manusia. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
 “Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah.” Jadi puasa dapat menenangkan setan yang seringkali memberikan was-was. Puasa pun dapat menekan syahwat dan rasa marah. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan puasa sebagai salah satu obat mujarab bagi orang yang memiliki keinginan untuk menikah namun belum kesampaian.



8
o       Menuju ke arah yang Lebih Baik
Di bulan Ramadhan tentu saja setiap muslim harus menjauhi berbagai macam maksiat agar puasanya tidak sia-sia, juga agar tidak mendapatkan lapar dan dahaga saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.”
Puasa menjadi sia-sia seperti ini disebabkan bulan Ramadhan masih diisi pula dengan berbagai maksiat. Padahal dalam berpuasa seharusnya setiap orang berusaha menjaga lisannya dari membicarakan orang lain , dari berbagai perkaataan maksiat, dari perkataan dusta, perbuatan maksiat dan hal-hal yang sia-sia.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah. Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita atau dapat pula bermakna kata-kata kotor.
Perhatikanlah pula petuah yang sangat bagus dari Ibnu Rajab Al Hambali berikut, “Ketahuilah bahwa amalan taqorub (mendekatkan diri) pada Allah Ta’ala dengan meninggalkan berbagai syahwat (yang sebenarnya boleh dilakukan ketika tidak berpuasa seperti makan atau berhubungan badan dengan istri, -pen) tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta, perbuatan zholim, permusuhan di antara manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan.”





9
Jabir bin ‘Abdillah juga menyampaikan wejangan, “Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.”
Itulah sejelek-jelek puasa yaitu hanya menahan lapar dan dahaga saja, sedangkan maksiat masih terus jalan. Hendaknya ketika berpuasa, setiap orang berusaha pula menahan anggota badan lainnya dari berbuat maksiat dan hal-hal yang sia-sia. Ibnu Rajab mengatakan,
 “Tingkatan puasa yang paling rendah adalah hanya meninggalkan minum dan makan saja.
Oleh karena itu, ketika keluar bulan Ramadhan seharusnya setiap insan menjadi lebih baik dibanding dengan bulan sebelumnya karena dia sudah ditempa di madrasah Ramadhan untuk meninggalkan berbagai macam maksiat. Orang yang dulu malas-malasan shalat 5 waktu, seharusnya menjadi sadar dan rutin mengerjakannya di luar bulan Ramadhan. Juga dalam masalah shalat Jama’ah bagi kaum pria, hendaklah pula dapat dirutinkan dilakukan di masjid sebagaimana rajin dilakukan ketika bulan Ramadhan. Begitu pula dalam bulan Ramadhan banyak wanita muslimah yang berusaha menggunakan jilbab yang menutup diri dengan sempurna, maka di luar bulan Ramadhan seharusnya hal ini tetap dijaga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinyu walaupun sedikit.
Ibadah dan amalan ketaatan bukanlah ibarat bunga yang mekar pada waktu tertentu saja. Jadi, ibadah shalat 5 waktu, shalat jama’ah, shalat malam, gemar bersedekah dan berbusana muslimah, bukanlah jadi ibadah musiman. Namun sudah seharusnya di luar bulan Ramadhan juga tetap dijaga. Para ulama seringkali mengatakan, “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah, -pen) hanya pada bulan Ramadhan saja.” Semoga Allah memudahkan kita agar istiqomah dalam melakukan ketaatan kepada-Nya dan menjadikan kita lebih baik setelah keluar dari bulan Ramadhan ini. Amin Yaa Mujibas Saa-ilin.
                                                                   








10



BAB III

PENUTUP



A.  KESIMPULAN

Ø    Puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari disertai dengan niat

Ø     Awal ditetapkannya puasa ramadhan yaitu pada tahun 2 Hijriyah


Ø     Pelaksanaan puasa sudah diwajibkan atas umat tedahulu sebelum nabi Muhammad

Ø     Puasa bukan membuat kita sakit, akan tetapi dapat menyehatkan kita.


Ø     Ada keringanan bagi orang-orang yang tidak bisa melasanakan puasa karena hal-hal tertentu seperti sakit, musafir, sudah tua dan lain-lain


Ø    Imam Al-Ghazali membagi puasa kedalam 3 derajat, yaitu : pertama, puasa umum yaitu menahan perut dan kemaluan dari memenuhi syahwat. Kedua, puasa khusus yaitu mencegah pendengaran, lisan, tangan, dan kaki serta anggota tubuh dari dosa. Ketiga, puasa khusus adalah puasa hati dari kemauan-kemauan yang rendah dan pikiran duniawi serta mencegahnya dari selain Allah secara total
Berdasarkan pendapat sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi yang melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan kecantikan.
dapat menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit._ (Selain itu, puasa dapat membuat awet muda atau menunda proses penuaan, dan masih banyak lagi faedah yang tersirat dalam perintah Allah.




B. SARAN

Ø  Kami yakin dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangannya. Untuk itukami mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan saran, kritikan, atau mungkin komentarnya demi kelancaran tugas ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1623%bagian=0

http://indonesiaindonesia.com
Didownload dari http://www.vbaitulah.or.id

http://www.mail-archive.com/jamaah@arroyyan.com/msg01669.html diakses tanggal 15 Agustus 2010

http://peperonity.com/go/sites/mview/assunnah.tuntunan.ibadah.ramadhan/15657500 diakses tanggal 15 Agustus 2010

http://www.facebook.com/home.php?#!/photo.php?pid=253210&op=1&o=global&view=global&subj=100000067804657&id=100000662467041 diakses tanggal 15 Agustus 2010

http://www.facebook.com/notes/muhammad-zainuddin/hukum-hukum-yang-berkaitan-dengan-puasa-ramadhan/419704869350 diakses tanggal 15 Agustus 2010

http://www.facebook.com/home.php?#!/photo.php?pid=409004&id=100000067804657&
























12