Elektrostatika adalah cabang fisika yang berkaitan dengan gaya yang dikeluarkan oleh medan listrik statik (tidak berubah/bergerak) terhadap objek bermuatan
yang lain.
Listrik statis itu adalah merupakan fenomena fisika yang dapat menunjukkan
adanya interaksl dari benda-benda yang bermuatan listrik. Muatan listrik yang
dimiliki benda-benda itu bisa bermuatan negatif maupun positif. Kita ambil
Contoh dari fenomena listrik statis yaitu batu ambar yang apabila
digosok-gosokkan dengan kain sutra maka akan bermuatan listrik. Hal ini dapat
diketahui apabila batu ambar itu didekatkan dengan kertas-kertas kecil maka
kertas-kertas itu akan dapat tertarik oleh batu ambar.
Proton dan Elektron
Semua zat itu pasti tersusun atas atom-atom. Setiap atomnya pun itu tersusun
atas inti atom yang di dalamnya itu terdapat proton dan inti atom itu
dikelilingi oleh elektron-elektron. Proton itu bermuatan listrik positif
sedangkan elektron itu bermuatan listrik negatif.
Muatan Listrik (Q)
Di dalam ilmu fisika muatan listrik itu Ada dua macam, yaitu muatan listrik
positif (+), dan muatan listrik negatif (-). Apabila kedua muatan listrik yang
berbeda (positif dengan negative) itu didekatkan, maka mereka berdua akan
saling tarik-menarik. Namun, apabila dua muatan listrik yang sejenis (positif
dengan positif dan sebaliknya) itu didekatkan, maka mereka akan saling
tolak-menolak. Muatan listrik itu dapat dinotasikan dengan menggunakan simbol Q
dan memiliki satuan coulomb (C).
A. Muatan Listrik
Muatan
listrik, Q, adalah muatan dasar yang dimiliki suatu
benda. Satuan Q adalah coulomb,
yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar
yang dimiliki oleh materi
baik itu berupa proton
(muatan positif) maupun elektron
(muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif,
jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan
bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan
elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari
satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah
elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak
bermuatan).
- Jika batang ebonit
digosok dengan kain wol, maka ebonit bermuatan listrik negatif sedangkan jika kaca digosok dengan kain sutra,
maka kaca bermuatan listrik positif.
- Muatan listrik sejenis tolak menolak sedangkan yang berlainan jenis tarik menarik.
- Konduktor adalah zat yang mudah dilalui/menyimpan muatan listrik. Contoh : besi, tembaga, emas.
- Isolator adalah zat yang sulit dilalui/menyimpan muatan listrik.Contoh: karet, kaca.
- Muatan listrik sejenis tolak menolak sedangkan yang berlainan jenis tarik menarik.
- Konduktor adalah zat yang mudah dilalui/menyimpan muatan listrik. Contoh : besi, tembaga, emas.
- Isolator adalah zat yang sulit dilalui/menyimpan muatan listrik.Contoh: karet, kaca.
a. gejala listrik
1. Menggosok
a.
Menggosok
penggaris plastik dengan kain wool
Penggaris menjadi bermuatan listrik jenis negatif
b. Menggosok kaca dengan kain sutera
Kaca menjadi bermuatan listrik
jenis positif
Menggosok
Muatan listrik pada sebuah benda,
sangat dipengaruhi olah muatan listrik atom-atom penyusunnya. Ada
atom-atom yang cenderung melepas elektron, tetapi ada juga atom-atom
yang cenderung mengikat elektron. Jika dua benda tersusun dari atom-atom
yang memiliki perbedaan sifat tersebut saling digosokkan maka, maka interaksi
itu akan lebih mudah membuat benda bermuatan listrik.
Jika kain sutera digosokkan pada kaca, maka elektron-elektron kaca akan berpindah menuju sutera, sehingga kaca menjadi bermuataan positif. sementara itu kain sutera menjadi bermuatan negatif karena mendapat tambahan elektron
Jika kain sutera digosokkan pada kaca, maka elektron-elektron kaca akan berpindah menuju sutera, sehingga kaca menjadi bermuataan positif. sementara itu kain sutera menjadi bermuatan negatif karena mendapat tambahan elektron
Jika kain wool digosokkan pada
plastik, maka elektron-elektron kain wool akan berpindah menuju plastik,
sehingga plastik menjadi bermuataan negatif. sementara itu kain wool
menjadi bermuatan positif karena kehilangan elektron-elektronnya.
2. Induksi
Induksi dapat dilakukan dengan cara
mendekatkan benda yang bermuatan listrik ke benda netral. Akibatnya benda
netral akan terpolarisasi. Jika benda netral yang telah terpolarisasi di
hubungkan dengan tanah (di ground kan), maka elektron-elektronnya akan mengalir
menuju tanah. Setelah penghantar yang menuju tanah di hilangkan dan benda
bermuatan listrik dijauhkan, maka benda netral akan menjadi kekurangan elektron
(bermuatan positif). Induksi dalam jumlah muatan tertentu dapat mengakibatkan
muatan listrik melompati gap (jarak pemisah), dalam hal ini dapat menimbulkan
lintasan bunga api. Salah satu peristiwa yang besar adalah terjadinya
petir.
b.Sifat
Muatan Listrik
Muatan listrik dapat menarik benda-benda kecil.
Muatan listrik dapat menarik benda-benda kecil.
Potongan kertas kecil-kecil dapat
menempel pada penggaris yang bermuatan listrik karena adanya gaya listrik. Jika
gaya listrik lebih besar dari gaya gravitasi benda maka benda akan menempel
pada penggaris, sebaliknya jika gaya listrik kurang dari gaya gravitasi,
maka benda tidak akan menempel.
Sifat
muatan listrik
- Interaksi antara benda-benda yang bermuatan listrik.
- muatan sejenis tolak-menolak
- muatan tidak sejenis tarik-menarik
- Muatan listrik ada dua jenis
- Muatan positif
- Muatan negative
- Gejala Listrik Statis
Gejala kelistrikan
diawali dengan diamatinya benda-benda yangsecara tidak terduga mampu saling
tarik-menarik. Batang plastikyang sudah digosok-gosokkan ke kain yang halus
teramati mampumenarik potongan-potongan kecil kertas. Di alam telahberlangsung
gejala kelistrikan yang dahsyat pada saat terjadi petirdi angkasa. Petir
merupakan gejala kelistrikan yang mengandungenergi
yang sangat besar dan dapat membahayakan bagi yangdikenainya.Gejala
kelistrikan yang diamati pada petir dan pada potongankertas yang dapat ditarik
oleh batang plastik merupakan contohdari gejala listrik statis. Pengetahuan
tentang listrik statis bergunadalam memahami gejala kelistrikan yang lebih luas
yang meliputilistrik dinamis dan rangkaian listrik.
Benda Bermuatan Listrik
Setiap
benda tersusun oleh partikel-partikel yang lebih kecil.Partikel zat yang
ukurannya paling kecil dan tidak dapat dibagi-bagi lagi disebut atom. Namun,
atom ternyata terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil. Tiap atom tersusun
dari inti atom danelektron. Inti atom (nukleus) terdiri atas proton dan
neutron.Adapun, elektron bergerak mengelilingi inti atom pada lintasannyadan
mendapat gaya tarik inti atom. Partikel yang bermuatannegatif disebut elektron.
Partikel yang bermuatan positif disebutproton. Massa proton dan elektron lebih
besar dibandingkandengan massa elektron.
- Rangkaian Listrik
atom yang terdiri dari
inti dan elektron
Gaya
ikat inti terhadap elektron antara bahan satu dengan bahan yang lain berbeda.
Karena sesuatu hal, elektron dapat lepasdari lintasannya dan berpindah ke atom
lain. Perpindahan elektrontersebut
menyebabkan perubahan muatan suatu atom.Berdasarkan hal itu atom dapat
berada dalam satu dari tigakeadaan, yaitu bermuatan negatif, bermuatan positif,
atau netral.Atom dikatakan bermuatan negatif jika kelebihan elektron,sedangkan
atom dikatakan bermuatan positif, jika kekuranganelektron. Adapun, yang
dikatakan atom netral jika jumlah protondan elektronnya sama. Di sini elektron
menjadi acuan karenaelektronlah yang mudah lepas atau berpindah dari satu atom
keatom yang lain.
Muatan
listrik tidak dapat dilihat oleh mata tetapi efeknyadapat dirasakan dan diamati
gejalanya. Besar muatan listrik protondan elektron adalah sama, tetapi jenisnya
yang berbeda. Muatanpositif (proton) ditandai dengan tanda plus “+“ sedangkan
muatannegatif (elektron) ditandai tanda minus “ – “.Tiga buah benda di bawah
ini memiliki jumlah muatan yangberbeda. Benda pertama memiliki masing-masing 5
muatan positif dan muatan negatif. Karena jumlah proton (+) sama dengan
jumlah elektron (-) maka benda tersebut termasuk benda netral. Benda kedua
memiliki 6 muatan positif dan 4 muatan negatif. Benda ini dikatakan bermuatan
positif karena jumlah proton (+) lebih banyakdaripada jumlah elektron (-) atau benda kekurangan elektron.
contoh LISTRIK statis dalam kehidupan yaitu:
- kalo kita sedang menyisirrambut kadang kadang rambut kita kan terbawa berdiri walapun kita tidak menyadarinnya ,rambut yang kita aiair seolah olah mengikuti sisir tersebut .ini menandakan adanya interaksi anatara rambut dan sisir .
- Penggaris apabila di gosok gosokan dengan kain sutra maka akan bermuatan LISTRIK dan muatan LISTRIKtersebut didekatkan dengan kertas maka kertas tersebut juga kan ikut tertari ini menunjukan salaing keterkaitan antara penggaris dengan kertas.
Listrik stati juga bermanfaat :
- LISTRIK statis juga di gunakan untuk generator van de graff mlistrik statis pada generator ini di akibatkan oleh pita karet dan roda pemutar dengan adanya gesekan ini maka kaan menyebabkan atau menghasilkan LISTRIK yang cukup besar ,
- mesin foto kopo : pada mesin foto kopi menggunakan muatan LISTRIK yang berbeda beda dan inilah yang di gunakan dalam mesin fotokopi.
- cat semprot : dalam penggunaan cat semprot juga menggunakan manfaat LISTRIK statis bila benda yang akan disemprot dan disempot maka akna tertarik satu sama lain dan akn menempel pada bendatersebut menjadi lebih efektif dan hasilnnya pun bagus.
4.
Aplikasi dan Gejala Listrik Statis
dalam kehidupan sehari-hari
5.
Listrik
statis adalah listrik yang tidak mengalir
atau listrik yang muatan-muatan listriknya berada dalam keadaan diam. Listrik
statis merupakan bentuk listrik yang dihasilkan bila beberapa benda digosokkan
satu sama lain.
Elektroskop
Apa itu elektroskop …???
Apa itu elektroskop …???
Elektroskop itu adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi muatan
listrik statis. Elektroskop itu bekerja berdasarkan prinsip induksi
listrik. Elektrometer adalah elektroskop yang selain dapat mendeteksi
muatan, dia juga dapat mengukur jumlah muatan listrik yang ada pada suatu
benda. Sifat elektroskop itu seperti berikut.
1. Jika benda bermuatan positif didekatkan pada
sebuah elektroskop netral
maka di bagian kepala elektroskop itu berkumpul muatan negatif dan di bagian
daunnya berkumpul muatan positif. Ini menyebabkan daun elektroskop akan
mengembang.
2. Jika benda bermuatan positif didekatkan pada sebuah negatif maka di bagian
kepala elektroskop berkumpul muatan negatif dan di bagian daunnya itu tidak ada
muatan. Ini menyebabkan daun elektroskop akan menguncup.
3. Jika.benda bermuatan positif didekatkan pada sebuah elektroskop positif maka
di bagian kepala elektroskop tidak ada muatan dan di bagian daunnya berkumpul
muatan positif. Ini menyebabkan daun elektroskop akan mengembang.
B.
Hukum Coulomb
Meskipun J.C. Maxwell (1831-1879)
berhasil memadukan semua hukum dan rumus kelistrikan dalam bentuk empat
persamaan yang lalu dikenal sebagai persamaan maxwell sedemikian hingga semua
gejala kelistrikan selalu dapat diterangkan berdasarkan atau dijabarkan dari
keempat persamaan itu, pada hakikatnya keempat persamaan itu dapat dipadukan
menjadi atau dapat dijabarkan dari hukum Coulomb : yakni yang menyatakan bahwa gaya antara dua
muatan listrik q1 dan q2 akan sebanding dengan banyaknya
muatan listrik masing–masing serta berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (r)
antara kedua muatan listrik tersebut, serta tergantung pada medium dimana kedua
muatan itu berada, yang dalam perumusannya ditetapkan oleh suatu tetapan medium
k.
Jadi
hukum Coulomb merupakan hukum yang fundamental dalam ilmu kelistrikan, yang
mendasari semua hukum dan rumus kelistrikan, seperti halnya hukum 'inisial
Newton' dalam mekanika yang mendasari semua hukum dan rumus mekanika. Dalam
sistem satuan m.k.s, tetapan medium k tertuliskan sebagai 1/(4 π ε ),
sehingga hukum Coulomb menjadi berbentuk: dan ε disebut permitivitas medium. Dengan F
positif berarti gaya itu tolak-menolak dan sebaliknya F negatif berarti
tarik–menarik.
a. listrik untuk dua muatan
Misalkan terdapat beberapa muatan titik q1, q2, ...qn yang tersebar dibeberapa tempat . suatu titik p akan memiliki vektor posisi yang berbeda -beda jika diukur dari masing-masing muatan titik itu. Oleh karena itu, besarnya kuat medan total di titik p merupakan jumlah vektor dari masing-masing medan listrik
Ep = E1 + E2 + E3 + ...................+ En
1.
Contoh
Soal
C. Medan Listrik
a. Pengertian
medan listrik
Medan listrik didefinisikan sebagai
ruang disekitar suatu muatan sumber dimana muatan listrik lainnya dalam ruang
ini mengalami gaya coulomb atau gaya listrik ( gaya tarik menarik atau tolak
menolak ).
Medan listrik adalah efek yang
ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik, seperti elektron, ion, atau proton,
dalam ruangan yang di sekitarnya. Medan listrik memiliki satuan N/C atau dibaca
newton/coulomb. Medan listrik umumnya dipelajari dalam fisika dan bidang-bidang
terkait. Secara tak langsung bidang elektronika telah memanfaatkan medan
listrik dalam kawat konduktor (kabel).
Benda bermuatan yang dihasilkan medan listrik kita namakan muatan sumber. Muatan lain yang kita taruh dalam medan listrik muatan sumber dinamakan muatan uji. Kuat medan listrik padda lokasi dimana muatan uji berada kita definisikan sebagai besar gaya coulomb ( gaya listrik ) yang bekerja pada muatan uji dibagi dengan besar muatan uji itu sendiri.
E = F/qo
atau
dimana
E = kuat medan listrik ( N/m)
K = Konstan ( K = 9 x 10-9)
q = muatan ( coulomb)
R = jarak antara muatan ( m )
beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menggambar vektor kuat medan listrik pada suatu titik adalah:
Benda bermuatan yang dihasilkan medan listrik kita namakan muatan sumber. Muatan lain yang kita taruh dalam medan listrik muatan sumber dinamakan muatan uji. Kuat medan listrik padda lokasi dimana muatan uji berada kita definisikan sebagai besar gaya coulomb ( gaya listrik ) yang bekerja pada muatan uji dibagi dengan besar muatan uji itu sendiri.
E = F/qo
atau
dimana
E = kuat medan listrik ( N/m)
K = Konstan ( K = 9 x 10-9)
q = muatan ( coulomb)
R = jarak antara muatan ( m )
beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menggambar vektor kuat medan listrik pada suatu titik adalah:
- Vektor E menjauhi muatan sumber positif dan mendekati muatan sumber negatif
- Vektor E memiliki garis kerja sepanjang garis hubung antara muatan sumber dengan titik yang akan dilukiskan vektor kuat medannya
Muatan titik
Medan listrik yang
ditimbulkan oleh 2 muatan titik
Muatan titik atau kadang-kadang disebut pula sebagai titik muatan adalah sebuah obyek bermuatan listrik yang berukuran cukup kecil dibandingkan dengan
sesuatu sehingga dimensinya bisa diabaikan. Dengan kata lain, titik muatan adalah suatu
muatan hipotetis yang terletak pada suatu titik tunggal dalam ruang. Elekton
dalam hal ini, pada berbagai penggunaan, dapat dianggap sebagai suatu titik
muatan, yang ukurannya diberikan oleh suatu skala ukuran panjang yang dikenal
sebagai jari-jari
atom [1].
Seringkali
suatu obyek bermuatan yang berukuran cukup besar juga dapat dianggap sebagai
muatan titik (obyek memiliki simetri bola, misalnya) apabila dalam
pembahasannya hanya dititikberatkan pada perubahan-perubahan yang terkait
dengan titik pusat massanya, dan tidak pada perubahan orientasi atau posisi
bagian muatan darinya.
Akan
tetapi dengan mendefinisikan suatu sistem sebagai titik muatan, energi dan momentum total suatu sistem mekanik-elektromagnetik yang
dianggap sebagai konsep kunci, yang umumnya berlaku untuk sistem kontinu, tidak
dapat diterapkan pada sistem ini dikarenakan tensor elektromagnetik
momentum-energi ortodoks medan memberikan nilai energi diri tak hingga. Suatu
modifikasi perlu dilakukan untuk itu [2].
Bila obyek bermassa akan selalu mengalami gaya gravitasi dalam suatu medan gravitasi, maka obyek bermuatan juga akan selalu mengalami gaya listrik dalam suatu medan listrik. Pada suatu muatan titik yang bergerak dengan
kecepatan tetap, medan listrik dan magnetnya dapat langsung dihitung dengan
atau tanpa menggunakan persamaan relativistik [3].
Medan Listrik oleh Sebuah Dipol Listrik
Dua buah
muatan yang besarnya sama dan berlawanan tandanya, ±q, terpisah pada
jarak a, akan membentuk sebuah dipol listrik. Momen dipol listrik p
mempunyai besar aq dan menunjuk dari muatan negatif ke muatan positif.
Gambar 4.1.15
Berapakah medan E yang
ditimbulkan oleh muatan-muatan ini pada titik P sejarak r sepanjang
garis pembagi tegak lurus dari garis yang menghubungkan muatan-muatan tersebut
? Anggaplah r >> a.
Dengan menggunakan persamaan 4.1.4, maka diperoleh
:
E = E1
+ E2
Dengan E1 = E2 =
Jumlah vektor dari E1
dan E2 mengarah secara vertikal ke bawah dan
mempunyai besar :
E = 2E1cos θ
D. Garis Gaya Medan Listrik
Mengingat kuat medan listrik merupakan besaran
vektor yang bergantung pada posisi, baik besar maupun arah kuat medan listrik
tentu berubah-ubah posisinya, untuk memudahkannya, micheal faraday
menggambarkan arah dan besar medan listrik ini dalam bentuk garis-garis berarah
yang disebut Garis-garis gaya atau garis- garis medan lsitrik.
ada beberapa hal yang berkaitan dengan garis-garis gaya :
ada beberapa hal yang berkaitan dengan garis-garis gaya :
- Garis-garis gaya listrik tidak pernah berpotongan
- garis-garis gaya selalu mengarah radial keluar menjauhi muatan positif dan radial masuk atau mendekati muatan negatif
3. tempat dimana garis-garis medan
listrik rapat menyatakan tempat medan listriknya kuat, sedangkan tempat
dimana garis-garis gaya renggang menyatakan tempat yang medan listriknya
lemah
Garis gaya medan listrik bukanlah besaran
nyata melainkan suatu abstraksi atau angan–angan atau gambaran yang menyatakan
arah medan listrik di berbagai tempat di dalam ruang bermedan listrik, yakni
yang polanya menyatakan distribusi arah medan listrik .Arah medan listrik
setempat, yaitu pada arah garis gaya di tempat itu, sudah tentu menyinggung
garis gaya ditempat tersebut.
Pada hakikatnya memang setiap titik pasti
dilalui suatu garis gaya, sehingga garis–garis gaya akan memenuhi seluruh
ruangan. Tetapi seandainya semua garis gaya kita gambarkan, maka sistem pola
garis dari gaya itu tidak akan tampak. Oleh sebab itu banyak garis gaya yang
dilukis harus dibatasi, misalnya sebanyak muatan yang memancarkannya; artinya,
banyak garis gaya yang digambarkan, yang memancar dari titik muatan listrik q
adalah juga sebanya q saja, agar pola sistem garis gaya itu tampak dan memiliki
makna, yang kecuali menyatakan distribusi arah medan listrik juga
memperlihatkan distribusi kuat medan listrik dimana yang bagian garis gayanya
rapat, medan listriknya juga rapat. Untuk medan listrik oleh titik muatan q,
menurut hukum coulomb, kuat medan listriknya berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya. Tetapi dengan melukis sebanyak q garis gaya yang memancarkan radial
merata dari titik muatan q, suatu permukaan bola berjari–jari r yang berpusat
di q akan ditembus tegak lurus leh flux garis gaya yang sebanyak q, yakni sama dengan q, sehingga rapat garis gaya yang
didefinisikan sebagai banyaknya garis gaya yang menembus suatu satuan luas
permukaan tegak lurus pada permukaan bola itu diberikan oleh: dengan D yang disebut induksi elektrik. Jadi induksi
elektrik setempat diberikan oleh rapat flux garis gaya medan listrik ditempat
itu yaitu : Yang berarti kuat medan listrik setempat sebanding
dengan rapat flux garis gaya medan listrik ditempat itu.
Dengan definisi serta pengertian garis gaya
medan listrik seperti yang diutarakan di atas, maka garis gaya tersebut
memiliki sifat–sifat sebagai berikut :
a. Tidak berpotongan satu sama lain, sebab
arah medan listrik setempat adalah pasti.
b. Kontinyu, sebab medan listrik ada di
setiap titik di dalam ruang.
c. Seolah–olah ditolak oleh muatan positif
dan sebaliknya ditarik oleh muatan negatif,
d.
Dipotong tegak lurus oleh bidang–bidang equipotensial sebab usaha yang
dilakukan satu satuan muatan listrik
dari sutu titik ketitik lain di bidang equipotensial adalah nol karena tidak
ada perubahan tenaga potensial, yang harus berarti arah gaya medannya, yaitu
arah garis gaya medannya, selalu tegak lurus bidang equipotensial tersebut .
Induksi
Elektromagnetik
Listrik
dalam era industri merupakan keperluan yang sangat vital.
Dengan
adanya transformator, keperluan listrik pada tegangan
yang sesuai dapat terpenuhi. Dahulu untuk membawa listrik
diperlukan kuda. Kuda (pada gambar)
sedang membawa pembangkit listrik untuk
penerangan lapangan ski. Seandainya transformator
belum ditemukan, berapa ekor kuda yang diperlukan untuk
penerangan sebuah kota? Fenomena pemindahan listrik akan kamu pelajari
pada bab ini. Pada bab ini kamu
akan mempelajari pemanfaatan kemagnetan dalam produk teknologi.
Pretest
1. Bagaimanakah cara membuat
elektromagnetik?
2. Apakah kegunaan
galvanometer?
3. Berilah contoh alat yang
dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik !
Kata-Kata Kunci
– arus induksi
– generator
– dinamo
– GGL induksi
– efisiensi transformator
– transformator
– fluks magnetik
– transmisi daya listrik
Adakah
pusat pembangkit listrik di dekat rumahmu?
Pembangkit listrik biasanya terletak jauh
dari permukiman penduduk. Untuk membawa energi
listrik, atau lebih dikenal transmisi daya
listrik, diperlukan kabel yang sangat panjang. Kabel yang demikian dapat
menurunkan tegangan. Karena itu diperlukan alat yang dapat menaikkan
kembali tegangan sesuai keperluan.
Pernahkah kamu melihat tabung berwarna biru yang dipasang pada
tiang listrik? Alat tersebut adalah transformator yang berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan. Bagaimanakah cara
menaikkan dan menurunkan tegangan listrik? Untuk
memahami hal ini pelajari uraian berikut.
A.
GGL INDUKSI
Pada
bab sebelumnya, kamu sudah mengetahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan
kemagnetan. Menurutmu, dapatkah kemagnetan menimbulkan kelistrikan? Kemagnetan
dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat dibolak-balik.
Ketika H.C. Oersted membuktikan bahwa di sekitar kawat
berarus listrik terdapat medan magnet (artinya listrik
menimbulkan magnet), para ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara kelistrikan
dan kemagnetan. Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan
bahwa perubahan medan magnet dapat
menimbulkan arus listrik (artinya magnet
menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang
sangat sederhana. Sebuah magnet yang digerakkan masuk
dan keluar pada kumparan dapat menghasilkan arus listrik pada
kumparan itu. Galvanometer merupakan alat yang dapat
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik yang mengalir. Ketika
sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan (seperti kegiatan
di atas), jarum galvanometer menyimpang ke kanan dan ke kiri. Bergeraknya jarum
galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang digerakkan keluar dan
masuk pada kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa
terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL
yang terjadi di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya
timbul pada saat magnet bergerak. Jika magnet
diam di dalam kumparan, di ujung kumparan tidak terjadi
arus listrik.
1.
Penyebab Terjadinya GGL Induksi
Ketika
kutub utara magnet batang digerakkan masuk
ke dalam kumparan, jumlah garis gaya-gaya magnet yang terdapat di
dalam kumparan bertambah banyak. Bertambahnya jumlah garis-
garis gaya ini menimbulkan
GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. GGL
induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir
menggerakkan jarum galvanometer. Arah arus induksi
dapat ditentukan dengan cara memerhatikan
arah medan magnet yang ditimbulkannya. Pada saat magnet
masuk, garis gaya dalam kumparan bertambah. Akibatnya medan
magnet hasil arus induksi bersifat mengurangi garis gaya itu.
Dengan demikian, ujung kumparan itu merupakan kutub utara sehingga arah arus
induksi seperti yang ditunjukkan Gambar 12.1.a (ingat
kembali cara menentukan kutub-kutub solenoida).
Ketika
kutub utara magnet batang digerakkan keluar
dari dalam kumparan, jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat
di dalam kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah garis-garis gaya ini
juga menimbulkan GGL induksi pada
ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus
listrik mengalir dan menggerakkan jarum galvanometer. Sama halnya ketika magnet
batang masuk ke kumparan. pada saat
magnet keluar garis gaya dalam kumparan
berkurang. Akibatnya medan magnet hasil arus
induksi bersifat menambah garis gaya itu. Dengan demikian, ujung, kumparan itu
merupakan kutub selatan, sehingga arah arus induksi seperti yang ditunjukkan
Gambar 12.1.b. Ketika kutub utara magnet batang diam di dalam kumparan,
jumlah garis-garis gaya magnet di dalam
kumparan tidak terjadi perubahan (tetap). Karena jumlah garis-garis
gaya tetap, maka pada ujung-ujung kumparan tidak terjadi GGL induksi.
Akibatnya, tidak terjadi arus listrik dan jarum galvanometer tidak bergerak.
Jadi, GGL induksi dapat terjadi pada kedua ujung kumparan jika di dalam
kumparan terjadi perubahan jumlah garis-garis gaya magnet (fluks
magnetik). GGL yang timbul akibat adanya perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet dalam kumparan
disebut GGL induksi. Arus listrik yang ditimbulkan
GGL induksi disebut arus induksi. Peristiwa timbulnya
GGL induksi dan arus induksi akibat adanya perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet disebut induksi elektromagnetik. Coba
sebutkan bagaimana cara memperlakukan magnet dan kumparan
agar timbul GGL induksi?
2.
Faktor yang Memengaruhi Besar GGL Induksi Sebenarnya besar kecil GGL induksi
dapat dilihat pada besar kecilnya penyimpangan
sudut jarum galvanometer. Jika
sudut penyimpangan jarum galvanometer besar, GGL induksi dan arus induksi yang
dihasilkan besar. Bagaimanakah cara memperbesar GGL induksi? Ada
tiga faktor yang memengaruhi GGL induksi, yaitu : a.
kecepatan gerakan magnet atau kecepatan
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet (fluks magnetik), b.
jumlah lilitan, c. medan magnet
Latihan
1. Apakah
penyebab terjadinya GGL induksi?
2. Mengapa magnet
yang diam di dalam kumparan tidak
menimbulkan GGL induksi? 3. Apakah perubahan bentuk
energi yang terjadi pada peristiwa induksi
elektromagnetik?
4. Sebutkan
tiga cara memperbesar arus induksi.
B.
PENERAPAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Pada
induksi elektromagnetik terjadi perubahan bentuk energi gerak menjadi energi
listrik. Induksi elektromagnetik digunakan pada pembangkit energi listrik.
Pembangkit energi listrik yang menerapkan induksi elektromagnetik adalah
generator dan dinamo. Di dalam generator dan dinamo terdapat kumparan dan
magnet. Kumparan atau magnet yang berputar
menyebabkan terjadinya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam
kumparan. Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya
GGL induksi pada kumparan. Energi mekanik
yang diberikan generator dan dinamo diubah ke dalam
bentuk energi gerak rotasi. Hal itu menyebabkan GGL induksi
dihasilkan secara terus-menerus dengan pola yang
berulang secara periodik
1.
Generator Generator dibedakan menjadi dua,
yaitu generator arus searah (DC) dan generator arus bolak-balik (AC). Baik
generator AC dan generator DC memutar kumparan di
dalam medan magnet tetap. Generator AC sering disebut
alternator. Arus listrik yang dihasilkan berupa arus
bolak-balik. Ciri generator AC menggunakan cincin
ganda. Generator arus DC, arus yang dihasilkan berupa arus searah. Ciri
generator DC menggunakan cincin belah
(komutator). Jadi, generator AC dapat diubah
menjadi generator DC dengan cara mengganti cincin ganda
dengan sebuah komutator. Sebuah generator AC kumparan
berputar di antara kutub- kutub yang
tak sejenis dari dua magnet yang
saling berhadapan. Kedua kutub magnet akan
menimbulkan medan magnet. Kedua ujung kumparan
dihubungkan dengan sikat karbon yang terdapat
pada setiap cincin. Kumparan merupakan
bagian generator yang berputar (bergerak) disebut
rotor. Magnet tetap merupakan bagian generator
yang tidak bergerak disebut
stator. Bagaimanakah generator bekerja? Ketika kumparan sejajar
dengan arah medan magnet (membentuk sudut 0 derajat),
belum terjadi arus listrik dan tidak
terjadi GGL induksi (perhatikan Gambar 12.2).
Pada saat kumparan berputar perlahan-lahan, arus
dan GGL beranjak naik sampai kumparan membentuk
sudut 90 derajat. Saat itu posisi kumparan tegak lurus dengan arah medan
magnet. Pada kedudukan ini kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum.
Selanjutnya, putaran kumparan terus berputar, arus dan GGL makin berkurang.
Ketika kumparan mem bentuk sudut 180 derajat kedudukan kumparan sejajar dengan
arah medan magnet, maka GGL induksi dan arus induksi menjadi nol.
Putaran
kumparan berikutnya arus dan tegangan mulai naik lagi dengan
arah yang berlawanan. Pada saat membentuk
sudut 270 derajat, terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus dengan arah medan
magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum
lagi, namun arahnya berbeda. Putaran kumparan
selanjutnya, arus dan tegangan turun
perlahanlahan hingga mencapai nol dan
kumparan kembali ke posisi semula hingga
memb entuk sudut 360 derajat.
2.
Dinamo Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu,
dinamo arus searah (DC) dan dinamo arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo
sama dengan generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar
magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian
dinamo yang tidak bergerak disebut stator. Perbedaan antara
dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada cincin yang digunakan. Pada dinamo
arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi dua yang disebut
cincin belah (komutator). Cincin ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan
pada rangkaian luar Dinamo berupa arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri
menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, pada dinamo arus bolak-balik menggunakan
cincin ganda (dua cincin). Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling
sederhana adalah dinamo sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor
adalah roda sepeda. Jika roda berputar, kumparan atau magnet
ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada ujung-ujung kumparan dan arus
listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda sepeda, makin cepat magnet atau
kumparan berputar. Makin besar pula GGL induksi dan arus listrik yang
dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL
induksi pada dinamo dapat diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat,
menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan
menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.
C.
TRANSFORMATOR
Di
rumah mungkin kamu pernah dihadapkan persoalan tegangan listrik, ketika kamu
akan menghidupkan radio yang memerlukan tegangan 6 V atau 12 V. Padahal
tegangan listrik yang disediakan PLN 220 V. Bahkan generator pembangkit listrik
menghasilkan tegangan listrik yang sangat tinggi mencapai hingga puluhan ribu
volt. Kenyataannya sampai di rumah tegangan listrik tinggal 220 V. Bagaimanakah
cara mengubah tegangan listrik? Alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan AC disebut transformator (trafo). Trafo memiliki dua
terminal, yaitu terminal input dan terminal output. Terminal input terdapat
pada kumparan primer. Terminal output terdapat pada kumparan sekunder. Tegangan
listrik yang akan diubah dihubungkan dengan terminal input. Adapun, hasil
pengubahan tegangan diperoleh pada terminal output. Prinsip kerja transformator
menerapkan peristiwa induksi elektromagnetik. Jika pada kumparan primer dialiri
arus AC, inti besi yang dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet).
Karena arus AC, pada elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya magnet.
Perubahan garis gaya tersebut akan bergeser ke kumparan sekunder. Dengan
demikian, pada kumparan sekunder juga terjadi perubahan garis gaya magnet. Hal
itulah yang menimbulkan GGL induksi pada kumparan sekunder. Adapun, arus
induksi yang dihasilkan adalah arus AC yang besarnya sesuai dengan jumlah
lilitan sekunder. Bagian utama
transformator ada tiga, yaitu inti besi yang berlapis-lapis, kumparan primer,
dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang dihubungkan dengan PLN sebagai
tegangan masukan (input) yang akan dinaikkan atau diturunkan. Kumparan sekunder
dihubungkan dengan beban sebagai tegangan keluaran (output).
1.
Macam-Macam Transformator
Apabila
tegangan terminal output lebih besar daripada tegangan yang diubah, trafo yang
digunakan berfungsi sebagai penaik tegangan. Sebaliknya apabila tegangan
terminal output lebih kecil daripada tegangan yang diubah, trafo yang digunakan
berfungsi sebagai penurun tegangan. Dengan demikian, transformator
(trafo) dibedakan menjadi dua, yaitu trafo step up dan trafo step down.
Trafo step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder,
b. tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder,
c. kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.
Trafo step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder,
Trafo step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder,
b. tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder,
c. kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.
Trafo step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder,
b.
tegangan primer lebih besar daripada tegangan sekunder,
c. kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder.
c. kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder.
2.
Transformator Ideal
Besar
tegangan dan kuat arus pada trafo bergantung banyaknya lilitan. Besar tegangan
sebanding dengan jumlah lilitan. Makin banyak jumlah lilitan tegangan yang
dihasilkan makin besar. Hal ini berlaku untuk lilitan primer dan sekunder.
Hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan tegangan primer dan
tegangan sekunder dirumuskan Trafo dikatakan ideal
jika tidak ada energi yang hilang menjadi kalor, yaitu ketika jumlah energi
yang masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah energi yang keluar pada
kumparan sekunder. Hubungan antara tegangan dengan kuat arus pada
kumparan primer dan sekunder dirumuskan Jika kedua ruas dibagi
dengan t, diperoleh rumus Dalam hal ini faktor
(V × I) adalah daya (P) transformator.
Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku persamaan berikut. Dengan:
Vp = tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Ip = kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A)
Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku persamaan berikut. Dengan:
Vp = tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Ip = kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A)
LATIHAN
1.
Sebuah trafo digunakan untuk menaikkan tegangan AC dari 12 V menjaDI 120 V.
Hitunglah:
a. kuat arus primer jika kuat arus sekunder 0,6 A,
b. jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 300. 2. Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1 : 25, hitunglah:
a. tegangan pada kumparan sekunder,
b. kuat arus pada kumparan sekunder.3. Efisiensi Transformator
Di bagian sebelumnya kamu sudah mempelajari transformator atau trafo yang ideal. Namun, pada kenyataannya trafo tidak pernah ideal. Jika trafo digunakan, selalu timbul energi kalor. Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu lebih besar daripada energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya primer lebih besar daripada daya sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo ditentukan oleh besarnya efisiensi trafo. Perbandingan antara daya sekunder dengan daya primer atau hasil bagi antara energi sekunder dengan energi primer yang dinyatakan dengan persen disebut efisiensi trafo. Efisiensi trafo dinyatakan dengan η . Besar efisiensi trafo dapat dirumuskan sebagai berikut. LATIHAN
a. kuat arus primer jika kuat arus sekunder 0,6 A,
b. jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 300. 2. Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1 : 25, hitunglah:
a. tegangan pada kumparan sekunder,
b. kuat arus pada kumparan sekunder.3. Efisiensi Transformator
Di bagian sebelumnya kamu sudah mempelajari transformator atau trafo yang ideal. Namun, pada kenyataannya trafo tidak pernah ideal. Jika trafo digunakan, selalu timbul energi kalor. Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu lebih besar daripada energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya primer lebih besar daripada daya sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo ditentukan oleh besarnya efisiensi trafo. Perbandingan antara daya sekunder dengan daya primer atau hasil bagi antara energi sekunder dengan energi primer yang dinyatakan dengan persen disebut efisiensi trafo. Efisiensi trafo dinyatakan dengan η . Besar efisiensi trafo dapat dirumuskan sebagai berikut. LATIHAN
1. Sebuah trafo arus primer dan
sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5 A. Jika jumlah
lilitan primer dan sekunder masing-masing 1000 dan 800, berapakah efisiensi trafo?
2. Efisiensi sebuah trafo 60%. Jika energi listrik yang dikeluarkan 300 J, berapakah energi listrik yang masuk trafo?
lilitan primer dan sekunder masing-masing 1000 dan 800, berapakah efisiensi trafo?
2. Efisiensi sebuah trafo 60%. Jika energi listrik yang dikeluarkan 300 J, berapakah energi listrik yang masuk trafo?