MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
Hambatan
Bahasa Indonesia
Kelompok 3:
Oleh
Rika Purnama
Wulan
Pendidikan
Matematika 4B
Dosen Pembimbing
Jendri Mulyadi, S.S, M.Hum
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
alrabbi al‘alamin kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya
kepada kami dan seijin-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “Hambatan Bahasa Indonesia”.
Makalah
ini berisikan tentang informasi Hambatan Bahasa Indonesia dan Pembelajaran
Bahasa Indonesia serta hal yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia dan
Perkembangan Zaman.
Sebagaimana
Amanat yang diberikan kepada saya di
dalam memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Sebuah penghargaan bagi saya atas diberikannya tugas ini, karena
dengan begitu kita akan dapat mengkaji tentang hal-hal yang berkaitan dengan Hambatan
Bahasa Indonesia.
Selain itu makalah juga dapat kita
gunakan untuk menambah wawasan pengetahuan kita tentang Berbagai Macam Hambatan
Bahasa Indonesia.
Namun saya menyadari makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Lubuk
Alung , 21 Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar i
Daftar
Isi ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 1
C. Tujuan
Penulisan Makalah 1
D. Manfaat 1
BAB
II. PEMBAHASAN
A. Hambatan Bahasa Indonesia 2
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia 3
C. Bahasa Indonesia dan Kepribadian Bangsa 4
D. Bahasa Indonesia dan Nasionalisme 4
E. Bahasa Indonesia dan Perkembangan Zaman 5
F.
Menumbuhkan Sikap Bahasa yang Positif
Terhadap Bahasa Indonesia
BAB
III. PENUTUP
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
Daftar
Pustaka 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa
Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh
bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan
maupun tulisan, dari segi rasa harsa dan cipta serta piker baik secara efektif
dan logis. Semua warga negara Indonesia harus mahir dalam menggunakan Bahasa
Indonesia karena itu merupakan kewajiban bergaul di Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Selain itu kita harus memajukan kepribadian Indonesia di dalam
maupun di luar negeri.
Kepribadian Indonesia dapat tercipta dari kemahiran berbahasa Indonesia, bagi mahasiswa Indonesia semua itu dapat tercermin dalam tata pikir, tata tulis, tata ucapan dan tata laku. Berbahasa Indonesia dalam konteks Ilmiah dan Akademis, sebagai mahasiswa harus lebih dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar supaya negeri ini bisa tetap utuh terjaga.
Mahasiswa selain berbahasa Indonesia juga dapat menggunakan kalimat efektif. Kalimat yang disampaikan secara mudah dipahami oleh pembaca. Karya ilmiah ditulis untuk dipahami oleh pembaca. Penulis hendaknya memperhatikan kalimat yang disusun. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan, kalimat yang baik mudah dipahami pembaca.
Kepribadian Indonesia dapat tercipta dari kemahiran berbahasa Indonesia, bagi mahasiswa Indonesia semua itu dapat tercermin dalam tata pikir, tata tulis, tata ucapan dan tata laku. Berbahasa Indonesia dalam konteks Ilmiah dan Akademis, sebagai mahasiswa harus lebih dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar supaya negeri ini bisa tetap utuh terjaga.
Mahasiswa selain berbahasa Indonesia juga dapat menggunakan kalimat efektif. Kalimat yang disampaikan secara mudah dipahami oleh pembaca. Karya ilmiah ditulis untuk dipahami oleh pembaca. Penulis hendaknya memperhatikan kalimat yang disusun. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan, kalimat yang baik mudah dipahami pembaca.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, Masalah yang akan di bahas dalam Makalah ini adalah
mengenai Hambatan Bahasa Indonesia
C.
Tujuan
Tulisan
ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan matematika, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan STKIP YDB Lubuk
Alung, agar nantinya dalam kita semua mengetahui hal-hal tentang Hambatan
bahasa Indonesia dan Ruang Lingkupnya.
D.Manfaat
Dengan adanya Makalah yang berjudul “Hambatan bahasa
Indonesia” agar dapat menyampaikan informasi kepada orang lain bahwa pentingnya
Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
BAB
II
Hambatan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia termasuk salah satu jenis pelajaran yang diujikan sebagai penentu kelulusan siswa saat Ujian Akhir Nasional. Banyak yang menganggap mata pelajaran ini adalah salah satu pelajaran yang mudah dan sepele. Salah satunya karena pelajaran ini mempelajari materi yang menjadi bahasa keseharian seseorang dalam berkomunikasi.
Akibatnya, banyak siswa yang kurang memiliki persiapan dalam pelajaran bahasa nasional Indonesia ini. Berbeda dengan materi pelajaran lain seperti matematika, yang dianggap sebagai momok. Sehingga persiapan dalam menghadapi ujian untuk mata pelajaran matematika pun seakan dilakukan dengan istimewa. Padahal, semua mata pelajaran yang menjadi materi ujian kelulusan sebenarnya memiliki bobot kesulitan yang sama antara satu dan lainnya.
Inilah mengapa, dalam beberapa kali pelaksanaan ujian nasional, nilai ujian siswa untuk materi bahasa nasional Indonesia sangat rendah. Bahkan, ada beberapa siswa yang pada akhirnya harus dinyatakan gagal dan tidak lulus ujian karena nilai bahasa nasional Indonesia mereka tidak memenuhi syarat nilai minimal kelulusan.
Selain karena banyak yang meremehkan tentang pelajaran bahasa nasional Indonesia, di sisi lain penguasaan bahasa nasional ini di kalangan siswa juga mulai berkurang. Penggunaan bahasa nasional Indonesia yang baik dan benar, kini mulai banyak ditinggalkan.
Kata-kata baku yang seharusnya dipahami dan dikuasai, justru dianggap sebagai bahasa yang asing di kalangan siswa. Salah satu contohnya adalah kata “senyampang”. Banyak siswa yang tidak tahu arti dari kata “senyampang” tersebut. Mereka justru lebih akrab menggunakan kata “mumpung” yang sebenarnya adalah kata serapan dari bahasa Jawa.
Hambatan Bahasa Indonesia
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab berkurangnya pengguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan siswa. Beberapa di antaranya adalah :
1. Maraknya penggunaan bahasa gaul yang sering digunakan di media seperti pesan singkat telepon genggam. Secara tidak langsung, hal ini berpengaruh pada penguasaan bahasa nasional Indonesia seorang siswa.
Bahasa gaul yang banyak digunkan ini adalah bahasa yang tidak baku sesuai dengan aturan yang ada dalam penggunaan bahasa dengan baik dan benar. Saat ini, semakin banyak kalangan, terutama dari kalangan remaja yang lebih suka untuk menggunakan bahasa gaul ini. Terutama dalam bahasa tulisan pesan singkat dari telepon genggam.
Tentunya dengan semakin digunakannya bahasa gaul ini akan menyebabkan semakin berkurangnya pemakaian bahasa nasional Indonesia yang baik dan benar. Dengan ini, para generasi muda kita akan semakin jauh dari bahasa yang menjadi bahasa nasional Negara kita ini.
2. Tayangan sinetron di televisi yang banyak menggunakan bahasa tidak baku. Pengaruh televisi diakui sangat efektif dalam menanamkan dan mengubah perilaku seseorang, termasuk dalam mempengaruhi pola berkomunikasi dan berbahasa.
Tidak dapat dipungkiri betapa besar pengaruh dari tayangan yang ada I televise kita. Karena memang sebagian besar waktu dari kebanyakan orang yang ada di Indonesia digunakan untuk menonton tayangan yang ada di televise.
Dengan ini kehidupan nyata para penontonnya akan terpengaruh dari apa yang mereka lihat termasuk dalam hal gaya berbicara. Karena sebagian besar tayangan yang ada di televise menggunakan bahasa yang tidak baku, maka semakin banyak pula para masyarakat yang pada kehidupan nyata mereka juga menggunakan bahasa yang tidak baku pula.
3. Tren penggunaan bahasa campuran yang diilhami dari perilaku tokoh masyarakat seperti artis. Salah satunya adalah penggunaan bahasa nasional Indonesia yang dicampur dengan bahasa Inggris, yang bertujuan agar seseorang dianggap modern.
Hal ini tentunya berhubungan dengan semakin banyaknya masyarakat yang menonton tayangan televise. Selain tayangan yang ada, para artisnya pun sering secara tidak langsung mengkampanyekan penggunaan bahasa yang tidak baku pula. Sehingga hal ini pun juga mempengaruhi penggunaan bahasa yang ada di dalam masyarakat menjadi sering menggunakan bahasa yang tidak baku pula.
Atau banyak orang yang lebih suka untuk mencampurkan bahasa dengan bahasa inggris seperti halnya yang sering dilakukan oleh para artis. Mereka justru menganggap hal ini adalah hal yang baik untuk dilakukan. Terlebih karena hal itu banyak dilakukan oleh para artis.
Bahasa Indonesia termasuk salah satu jenis pelajaran yang diujikan sebagai penentu kelulusan siswa saat Ujian Akhir Nasional. Banyak yang menganggap mata pelajaran ini adalah salah satu pelajaran yang mudah dan sepele. Salah satunya karena pelajaran ini mempelajari materi yang menjadi bahasa keseharian seseorang dalam berkomunikasi.
Akibatnya, banyak siswa yang kurang memiliki persiapan dalam pelajaran bahasa nasional Indonesia ini. Berbeda dengan materi pelajaran lain seperti matematika, yang dianggap sebagai momok. Sehingga persiapan dalam menghadapi ujian untuk mata pelajaran matematika pun seakan dilakukan dengan istimewa. Padahal, semua mata pelajaran yang menjadi materi ujian kelulusan sebenarnya memiliki bobot kesulitan yang sama antara satu dan lainnya.
Inilah mengapa, dalam beberapa kali pelaksanaan ujian nasional, nilai ujian siswa untuk materi bahasa nasional Indonesia sangat rendah. Bahkan, ada beberapa siswa yang pada akhirnya harus dinyatakan gagal dan tidak lulus ujian karena nilai bahasa nasional Indonesia mereka tidak memenuhi syarat nilai minimal kelulusan.
Selain karena banyak yang meremehkan tentang pelajaran bahasa nasional Indonesia, di sisi lain penguasaan bahasa nasional ini di kalangan siswa juga mulai berkurang. Penggunaan bahasa nasional Indonesia yang baik dan benar, kini mulai banyak ditinggalkan.
Kata-kata baku yang seharusnya dipahami dan dikuasai, justru dianggap sebagai bahasa yang asing di kalangan siswa. Salah satu contohnya adalah kata “senyampang”. Banyak siswa yang tidak tahu arti dari kata “senyampang” tersebut. Mereka justru lebih akrab menggunakan kata “mumpung” yang sebenarnya adalah kata serapan dari bahasa Jawa.
Hambatan Bahasa Indonesia
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab berkurangnya pengguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan siswa. Beberapa di antaranya adalah :
1. Maraknya penggunaan bahasa gaul yang sering digunakan di media seperti pesan singkat telepon genggam. Secara tidak langsung, hal ini berpengaruh pada penguasaan bahasa nasional Indonesia seorang siswa.
Bahasa gaul yang banyak digunkan ini adalah bahasa yang tidak baku sesuai dengan aturan yang ada dalam penggunaan bahasa dengan baik dan benar. Saat ini, semakin banyak kalangan, terutama dari kalangan remaja yang lebih suka untuk menggunakan bahasa gaul ini. Terutama dalam bahasa tulisan pesan singkat dari telepon genggam.
Tentunya dengan semakin digunakannya bahasa gaul ini akan menyebabkan semakin berkurangnya pemakaian bahasa nasional Indonesia yang baik dan benar. Dengan ini, para generasi muda kita akan semakin jauh dari bahasa yang menjadi bahasa nasional Negara kita ini.
2. Tayangan sinetron di televisi yang banyak menggunakan bahasa tidak baku. Pengaruh televisi diakui sangat efektif dalam menanamkan dan mengubah perilaku seseorang, termasuk dalam mempengaruhi pola berkomunikasi dan berbahasa.
Tidak dapat dipungkiri betapa besar pengaruh dari tayangan yang ada I televise kita. Karena memang sebagian besar waktu dari kebanyakan orang yang ada di Indonesia digunakan untuk menonton tayangan yang ada di televise.
Dengan ini kehidupan nyata para penontonnya akan terpengaruh dari apa yang mereka lihat termasuk dalam hal gaya berbicara. Karena sebagian besar tayangan yang ada di televise menggunakan bahasa yang tidak baku, maka semakin banyak pula para masyarakat yang pada kehidupan nyata mereka juga menggunakan bahasa yang tidak baku pula.
3. Tren penggunaan bahasa campuran yang diilhami dari perilaku tokoh masyarakat seperti artis. Salah satunya adalah penggunaan bahasa nasional Indonesia yang dicampur dengan bahasa Inggris, yang bertujuan agar seseorang dianggap modern.
Hal ini tentunya berhubungan dengan semakin banyaknya masyarakat yang menonton tayangan televise. Selain tayangan yang ada, para artisnya pun sering secara tidak langsung mengkampanyekan penggunaan bahasa yang tidak baku pula. Sehingga hal ini pun juga mempengaruhi penggunaan bahasa yang ada di dalam masyarakat menjadi sering menggunakan bahasa yang tidak baku pula.
Atau banyak orang yang lebih suka untuk mencampurkan bahasa dengan bahasa inggris seperti halnya yang sering dilakukan oleh para artis. Mereka justru menganggap hal ini adalah hal yang baik untuk dilakukan. Terlebih karena hal itu banyak dilakukan oleh para artis.
Jadi menurut
pandangan penulis, selama kita dapat menempatkan bahasa asing pada tempatnya
bahasa itu tidak akan melemahkan bahasa nasional kita, apalagi sampai
menghilangkan jati diri dan melemahkan nasionalisme.
4. Rendahnya minat siswa dalam membaca. Hal ini karena pengaruh teknologi, sehingga kini siswa lebih senang menghabiskan waktu mereka untuk menikmati permainan komputer maupun game online.
Membaca seakan menjadi hal yang benar-benar sudah ditinggalkan. Sedikit sekali para remaja kita yang masih menjaga kebiasaan gemar membaca. Sudah banyak yang tak memiliki kegemaran membaca ini.
Hal ini tentunya secara tidak langsung berhubungan dengan penguasaan bahasa yang baik dan benar. Karena memang kebanyakan bahasa tulis akan lebih mematuhi aturan dibandingkan dengan bahasa lisan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Sesuai dengan kurikulum, Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan kepada siswa SD, SMP, dan SMA. Jika demikian adanya, harusnya para luulusan SMA sudah menguasai atau setidaknya mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Bahasa Indonesia. Namun faktanya, masih sedikit mahasiswa yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia secara maksimal.
Alasan inilah yang membuat Dirjen Dikt. Depdiknas RI memutuskan untuk memasukkan Bahasa nasional Indonesia sebagai salah satu mata kuliah yang wajib diajarkan kepada seluruh mahasiswa perguruan tinggi di berbagai jurusan. Tujuannya tentu saja untuk mengasah kemampuan berbahasa nasional Indonesia para mahasiswa dan sebagai sarana untuk mengembangkan kepribadian para mahasiswa.
Selain karena alasan yang sudah disebutkan tadi, terdapat beberapa hal lain yang membuat Bahasa nasional Indonesia layak dan harus dijadikan sebagai sebuah mata kuliah di perguruan tinggi. Apa sajakah alasan tersebut? Berikut adalah uraiannya.
Bahasa Indonesia dan Kepribadian Bangsa
Jika dilihat dari perjalanan sejarah, Bahasa nasional Indonesia merupakan sebuah bahasa yang telah terbentuk dalam kurun waktu yang cukup lama, sekitar 1 abad. Nah, selama perjalanan itu telah banyak budaya, budi pekerti, nilai luhur, serta pengalaman batin masyarakat Indonesia yang terdokumentasikan dalam Bahasa nasional Indonesia.
Sebagai contoh, dalam ungkapan “berat sama dipikul, ringan sama dinjinjing; dan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” saja kita, bahkan masyarakat dunia sudah bisa menilai bagaimana kepribadian Bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur yang khas yang terdapat dalam berbagai ungkapan dalam Bahasa nasional Indonesia merupakan kepribadian Bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
Bahasa Indonesia dan Nasionalisme
Bangsa Indonesia sudah memiliki bahasa persatuan jauh sebelum meraih kemerdekannya. Isi Sumpah Pemuda 1928 yang menyertakan Bahasa nasional Indonesia sebagai bahasa persatuan merupakan landasan yang kuat dalam mempersatukan para pemuda Indonesia untuk terus bejuang melawan penjajah hingga akhirnya didapatlah kemerdekaan yang seutuhnya bagi Indonesia.
Kita selaku warga negara sudah sepantasnya bersyukur atas semua yang telah diraih oleh Bangsa Indonesia dengan bahasa perstuannya. Seperti halnya bagi warga dunia yang menyatakan bahwa bahasa merupakan jati diri bangsa, bagi Bangsa Indonesia pun Bahasa nasional Indonesia merupakan salah satu identitas nasional.
Oleh karena itulah mengapa pembelajaran Bahasa nasional Indonesia di perguruan tinggi dianggap sangat penting untuk diajarkan. Selain sebagai media untuk memupuk rasa memiliki, rasa mencintai, dan menumbuhkan kebanggaan untuk menggunakannya, pembelajaran ini pun dimaksudkan agar setiap mahasiswa selalu merasa memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menjaga, membina, dan melestarikan Bahasa nasional Indonesia.
Bahasa Indonesia dan Perkembangan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, Bahasa nasional Indonesia pun mengalami perkembangan yang sangat signifikan, terutama dalam hal kosakata. Perkembangan kosakata yang sangat pesat ini menuntut para pemakai Bahasa nasional Indonesia agar selalu mengikuti perkembangnnya.
Selain itu, perkembangan yang terjadi juga menuntut peran semua pemakai Bahasa nasional Indonesia, termasuk para akademisi untuk selalu berperan aktif dalam melakukan pembinaan dan pengembangan Bahasa nasional Indonesia secara positif. Dengan peranan aktif dari para akademisi ini diharapkan perkembangan Bahasa nasional Indonesia akan selalu konsisten dan sesuai dengan ciri khas Bahasa nasional Indonesia.
Manfaat dari pembelajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi ini, selain memang difokuskan untuk melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, juga agar para penerus bangsa ini memiliki kebanggaan yang tinggi menggunakan Bahasa nasional Indonesia dan memiliki kepedulian terhadap perkembangan Bahasa nasional Indonesia.
Menumbuhkan Sikap Bahasa yang Positif
Terhadap Bahasa Indonesia
Sumpah Pemuda
yang dicetuskan oleh para pemuda di tahun 1928 telah melahirkan sumpah suci
yang memberikan landasan bagi kesadaran kita untuk bersatu dalam bertanah air
dan berbangsa dengan satu sikap sama dalam menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. Pernyataan yang terkandung dalam sumpah ketiaga itu telah
menempatkan bahasa Indonesia pada kedudukan yang terhormat yaitu sebagai bahasa
nasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berlatar rasa psikologis
yang sama, maksudnya, bahasa nasional ini terlahir dari perasaan sama-sama
pernah terjajah, sama-sama penderitaannya, sehingga menjadikan bahasa Indonesia
menjadi alat pemersatu bangsa, pada waktu itu. Lalu kini? Semangat juang itu
laksana padam. Kini bahasa Indonesia hanya dilandaskan sebagai “alat
komunikasi” bagi kebanyakan orang. Itu pun masih terjadi interferensi di
sana-sini dalam penggunaannya. Rupanya pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah
masih kurang. Kenapa pelajaran sejarah? Ya karena banyak sekali orang-orang
yang tidak tahu perjuangan bertahun silam para pemuda bangsa ini untuk
menelurkan dan menetaskan pilar-pilar bahasa nasional dalam Sumpah Pemuda
1928!. Menyadari hal tersebut, maka penting bagi kita, bagi pecinta bangsa ini,
bagi seluruh rakyat Indonesia, untuk bersikap positif terhadap bahasa
Indonesia. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan
tetap terhormat bila kita mampu bersikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Bukan tak mungkin sikap positif tersebut membawa serta negara ini menuju bangsa
yang lebih bermartabat karena negara yang bermartabat adalah negara yang warga
masyarakatnya mampu menjunjung tinggi bahasa persatuan.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai empat fungsi yaitu sebagai lambang kebanggaan nasional, sebagai lambang identitas nasional, sebagai alat persatuan bangsa, dan sebagai alat penghubung antarbudaya dan antardaerah. Fungsi pertama disebut sebagai fungsi pelambang kebanggaan. Fungsi kedua dapat disebut sebagai pelambang identitas nasional. Fungsi ketiga dapat disebut sebagai alat persatuan bangsa. Fungsi keempat dapat disebut sebagai alat penghubung budaya dan daerah. Berdasarkan pemahaman di atas, dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia memang memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam pembentukan rasa nasionalisme yakni semangat juang untuk lebih memajukan bangsa ini, melalui bahasa Indonesia. Hal ini berarti di dalam bahasa Indonesia, terhembus nafas kebanggaan, jati diri, persatuan, dan penghubung kemajemukan.
Komponen perilaku berhubungan erat dengan kecenderungan berbuat atau bereaksi dengan cara tertentu. Dalam hubungan itu, ada nilai moral yang muncul. Perilaku positif terhadap bahasa Indonesia dalam hal ini adalah perilaku bertanggung jawab dalam mempertahankan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa nasional yang seyogyanya memiliki empat kedudukan dan fungsi yang telah dijabarkan sebelumnya. Perilaku bertanggung jawab ini berarti perilaku yang mampu mempertahankan bahasa Indonesia tetap berkedudukan dan berfungsi sebagaimana mestinya sebagai bahasa nasional.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tasai dan Zaidan (2009: 1.6) yang menyatakan, jika pada Anda telah tumbuh rasa bangga, rasa cinta, rasa memiliki, dan rasa bertanggung jawab untuk mempertahankan bahasa Indonesia, berarti pada Anda telah tumbuh sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Jika Anda telah berhasil menumbuhkan rasa bangga, rasa cinta, rasa memiliki, dan rasa bertanggung jawab untuk mempertahankan bahasa Indonesia pada khalayak, berarti Anda telah berhasil menumbuhkan sikap yang positif terhadap bahasa nasional kita, bahasa Indonesia, kepada khalayak tersebut.
Hanya Kita Yang Bisa Menjaga Bahasa Indonesia
Memang
diperlukan suatu pengembangan yang terintegrasi terhadap bahasa indonesia. Kita
tidak perlu menyalahkan pihak lain dalam hal ini, namun sebaiknya duduk bersama
untuk memikirkan hal ini. Saya setuju dengan usul beberapa rekan, bahwa kita
memerlukan suatu standar seperti TOEFL atau Zertifikat Goethe, untuk menentukan
kompetensi bahasa Indonesia. Kalo kita sekolah atau kerja di jerman, harus
mendapatkan sertifikat dari goethe, maka kalo orang bule/orang asing mau
sekolah atau kerja harus memiliki kompetenesi setara seperti itu. Sebenarnya,
membuat standarnya tidak akan sukar, sebab kita memang memiliki pakar sastra indonesia.
Tinggal duduk bersama dan merembukkannya saja.
Namun masalah yang paling penting, sebenarnya balik lagi ke pendidikan. Nasionalisme merupakan sesuatu yang penting untuk ditanamkan ke generasi penerus kita. Adapun, nasionalisme harus diajarkan jangan dengan penuh dogma, sebab para muda-mudi tidak akan suka dengan dogma. Perlu suatu formulasi pendidikan nasionalisme, namun yang tidak dogmatis. Mungkin bentuknya akan berbeda dengan P4 di masa lalu, misalnya, Namun memiliki semangat yang sama.
Satu hal yang saya sadari selama berada di jerman, bahwa nasionalisme saya semakin lama semakin tebal di negri para gothic ini. Berada di negeri, dimana kita menjadi orang asing, dan dianggap ‘aneh’ oleh penduduk asli, justru menjadikan saya semakin lama semakin cinta dengan Indonesia. Bersyukur juga, saya bisa berteman dengan orang jerman, yang justru sangat bersimpati dengan Indonesia. Di mata mereka Indonesia adalah negeri yang kaya, indah, penuh keanekaragaman flora-fauna dan penuh ragam budaya. Justru, menyadari bahwa ada orang jerman yang mati-matian belajar bahasa Indonesia, demi proyek magister mereka, dan sering berkata hal yang positif mengenai Indonesia, menjadikan saya semakin cinta Indonesia. Teman jerman saya, selalu mengatakan bahwa bahasa indo adalah bahasa yang paling mudah, tidak seperti jerman atau inggris yang penuh aturan tata bahasa. Tragis, ditengah banyak orang bule yang belajar serius bahasa indonesia, dan mengapresiasi budaya kita, ada sebagian orang indonesia, yang justru melecehkan dan menginjak-injak bahasa kita, dengan menciptakan bahasa kreol lewat media tv. Sadarkah, wahai bangsa Indonesia, bahwa budaya dan bahasa kita itu sangat dipuja-puja oleh orang asing? Sudah saat kita mulai mengapresiasi bahasa dan budaya kita sendiri!. Indonesia, jauh dimata, namun tetap dekat di hati.
Namun masalah yang paling penting, sebenarnya balik lagi ke pendidikan. Nasionalisme merupakan sesuatu yang penting untuk ditanamkan ke generasi penerus kita. Adapun, nasionalisme harus diajarkan jangan dengan penuh dogma, sebab para muda-mudi tidak akan suka dengan dogma. Perlu suatu formulasi pendidikan nasionalisme, namun yang tidak dogmatis. Mungkin bentuknya akan berbeda dengan P4 di masa lalu, misalnya, Namun memiliki semangat yang sama.
Satu hal yang saya sadari selama berada di jerman, bahwa nasionalisme saya semakin lama semakin tebal di negri para gothic ini. Berada di negeri, dimana kita menjadi orang asing, dan dianggap ‘aneh’ oleh penduduk asli, justru menjadikan saya semakin lama semakin cinta dengan Indonesia. Bersyukur juga, saya bisa berteman dengan orang jerman, yang justru sangat bersimpati dengan Indonesia. Di mata mereka Indonesia adalah negeri yang kaya, indah, penuh keanekaragaman flora-fauna dan penuh ragam budaya. Justru, menyadari bahwa ada orang jerman yang mati-matian belajar bahasa Indonesia, demi proyek magister mereka, dan sering berkata hal yang positif mengenai Indonesia, menjadikan saya semakin cinta Indonesia. Teman jerman saya, selalu mengatakan bahwa bahasa indo adalah bahasa yang paling mudah, tidak seperti jerman atau inggris yang penuh aturan tata bahasa. Tragis, ditengah banyak orang bule yang belajar serius bahasa indonesia, dan mengapresiasi budaya kita, ada sebagian orang indonesia, yang justru melecehkan dan menginjak-injak bahasa kita, dengan menciptakan bahasa kreol lewat media tv. Sadarkah, wahai bangsa Indonesia, bahwa budaya dan bahasa kita itu sangat dipuja-puja oleh orang asing? Sudah saat kita mulai mengapresiasi bahasa dan budaya kita sendiri!. Indonesia, jauh dimata, namun tetap dekat di hati.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahasa Indonesia termasuk salah satu jenis pelajaran
yang diujikan sebagai penentu kelulusan siswa saat Ujian Akhir Nasional. Banyak
yang menganggap mata pelajaran ini adalah salah satu pelajaran yang mudah dan
sepele. Salah satunya karena pelajaran ini mempelajari materi yang menjadi bahasa keseharian seseorang dalam
berkomunikasi.
Maraknya penggunaan bahasa gaul yang
sering digunakan di media seperti pesan singkat telepon genggam. Secara tidak
langsung, hal ini berpengaruh pada penguasaan bahasa nasional Indonesia seorang
siswa.
Tayangan sinetron di televisi yang
banyak menggunakan bahasa tidak baku. Pengaruh televisi
diakui sangat efektif dalam menanamkan dan mengubah perilaku seseorang,
termasuk dalam mempengaruhi pola berkomunikasi dan berbahasa.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
menyarankan pembaca dapat memberi kritik ataupun saran yang
membangun, agar kami dapat memperbaiki dimana letak kesalahan dan kekurangan
dalam menyusun makalah, demi tercapainya kesempurnaan penyusuna makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar