MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN EMOSI
Kelompok 3:
Dori Rangga Putra
Kelompok 8
Andika Putri
Rika Purnama Wulan
Pendidikan Matematika 4B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN
DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG
2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
alrabbi al‘alamin kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya
kepada kami dan seijin-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “Perkembangan Emosi”.
Makalah
ini berisikan tentang informasi pengertian Emosi serta ciri-ciri emosi remaja dan Usaha guru dan Orang tua
dalam mengembangkan Emosi Positif Remaja.
sebagaimana
Amanat yang diberikan kepada kami di
dalam memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik . Sebuah
penghargaan bagi kami atas diberikannya tugas ini, karena dengan begitu kita
akan dapat mengkaji kembali tentang hal-hal yang berkaitan dengan Perkembangan
Emosi.
Selain itu makalah juga dapat kita
gunakan untuk menambah wawasan pengetahuan kita tentang perkembangan emosi
remaja.
Namun kami menyadari makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Lubuk Alung , 14 Maret 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar i Daftar Isi ii BAB
I. PENDAHULUAN A.
Latar
Belakang 1
B.
Rumusan
Masalah 2
C.
Tujuan
Penulisan Makalah 2
BAB II. PEMBAHASAN A.
Pengertian
Emosi 3
B.
Ciri-ciri Emosi
Remaja 5
C.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja D.
Usaha Guru dan
Orang Tua Dalam Mengembangkan Emosi positif Remaja 6
BAB III. PENUTUP A.
Kesimpulan
13
B.
Saran
14
Daftar Pustaka 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa
remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa,
sehingga pada masa ini emosi remaja tidak stabil Masa remaja adalah masa
goncang yang terkenal dengan berkecamuknya perubahan-perubahan emosional.
Perubahan-perubahan emosional pada remaja di pengaruhi oleh faktor-faktor dari
dalam individu itu sendiri dan faktor dari lingkungan.
Perkembangan emosi remaja merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Pada usia remaja cenderung memperhatikan penampilannya dan mulai tertarik dengan lawan jenis sehingga perlu pengawasan dari orang tua agar perkembangan emosi anaknya mengarah pada emosi yang positif.
Perkembangan emosi remaja merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Pada usia remaja cenderung memperhatikan penampilannya dan mulai tertarik dengan lawan jenis sehingga perlu pengawasan dari orang tua agar perkembangan emosi anaknya mengarah pada emosi yang positif.
Seringnya
terjadi penyimpangan dalam usia remaja di sekolah sehingga perlu upaya-upaya
yang dilakukan dalam mengembangkan emosi remaja agar emosinya dapat terkontrol
dan mengarah ke hal-hal yang positif sehingga dapat memperbaiki moral remaja.
Remaja berada pada periode perkembangan yang
banyak mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan khususnya menyangkut
dengan penyesuaian diri terhadap tuntutan lingkungan dan masyarakat serta orang
dewasa. Masalah yang sering terjadi pada perkembangan intelektual dan emosional
remaja adalah ketidakseimbangan antara keduanya. Kemampuan intelektual mereka
telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang
disiapkan di rumah dan di sekolah dengan berbagai media.
Gejala- gejala emosi para remaja seperti
perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci,
harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik.
Sebagai pendidik mengetahui setiap aspek tersebut dan hal yang lain merupakan
sesuatu yang terbaik sehingga perkembangan remaja sebagai peserta didik
berjalan dengan normal tanpa ada mengalami gangguan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian
latar belakang yang telah diuraikan di atas maka kita dapat mengidentifikasikan
permasalahan yaitu :
1.
Pengertian emosi
2.
Ciri-ciri emosi remaja
3.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja
4.
Usaha guru dan orang tua dalam mengembangkan emosi
positif remaja
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tulisan ini
bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan matematika, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan STKIP YDB Lubuk
Alung, agar nantinya dalam kita semua mengetahui hal-hal tentang Perkembangan Emosi.
Memahami Pengertian Emosi dan agar mahasiswa mampu mengenali Ciri-ciri dan Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja serta Usaha guru
dan orang tua dalam mengembangkan
emosi positif remaja.
Dengan mengetahui tentang perkembangan emosi remaja
dapat menjadi bekal kita untuk mengenal anak didik kita secara baik. Sehingga dapat
menjadi pengetahuan bagi kita semua dalam menjadi seorang pendidik yang baik.
BAB II
A.
Pengertian
Emosi
Menurut
Crow & Crow (1958) pengertian
emosi adalah pengalaman
afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan
mental dan fisik yang berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Istilah emosi menurut Sarlito Wirawan Sarwono dalam Syamsu Yusuf (2004) adalah setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkah lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas.
Sementara itu, Daniel Goleman dalam Ali dan Asrori (2010), mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Menurut Agoes Dariyo (2007) emosi merupakan bagian dari aspek afektif yang memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian dan perilaku seseorang yang bersifat fluktuatif dan dinamis.
Istilah emosi menurut Sarlito Wirawan Sarwono dalam Syamsu Yusuf (2004) adalah setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkah lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas.
Sementara itu, Daniel Goleman dalam Ali dan Asrori (2010), mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Menurut Agoes Dariyo (2007) emosi merupakan bagian dari aspek afektif yang memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian dan perilaku seseorang yang bersifat fluktuatif dan dinamis.
Hattersal (
1985 ) dalam Mudjiran.dkk ( 2007 )
menyatakan bahwa emosi adalah psikologis yang merupakan pengalaman subjektif
yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Menurut James & Lange ,
bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan
individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.
Sedangkan menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau
keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami
frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi
kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu
menimbulkan emosi. Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai
penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan
berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jadi emosi adalah pengalaman afektif
yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan
fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
B.
Ciri –Ciri
Emosi
Pola emosi
masa remaja hampir sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis yang secara
normal dialami adalah : cinta atau kasih sayang, gembira, amarah, takut, sedih
dan lainnya lagi. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang
membangkitkan emosinya dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu
terhadap ungkapan emosi mereka.
Menurut Biehler (1972) membagi
ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan
usia 15-18 tahun.
Ciri-ciri
emosional usia 12-15 tahun
·
Cenderung
banyak murung dan tidak dapat diterka
·
Bertingkah
laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
·
Kemarahan
biasa terjadi
·
Cenderung
tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
·
Mulai
mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
·
“Pemberontakan”
remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak
menuju dewasa
·
Banyak
remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
·
Sering kali
melamun, memikirkan masa depan mereka
Luella
Cole mengemukakan tiga jenis emosi yaitu
:
v Emosi marah
Emosi marah
lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan
remaja . penyebab timbulnya emosi marah pada diri remaja ialah apabila mereka
Direndahkan, dipermalukan, dihina dan lainnya. Remaja yang sudah cukup matang
menunjukkan rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi tapi lebih memilih
mengerutu, mencaci atau dalam bentuk ungkapan verbal lainnya.
v Emosi takut
Jenis emosi
lain yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi takut. Menjelang seorang
anak mencapai remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan yang
mempengaruhi pasang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Remaja seperti halnya anak-anak dan orang
dewasa, seringkali berusaha untuk mengatasi ketakutan yang timbul dari
persoalan kehidupan. Ketakutan tersebut banyak menyangkut dengan ujian yang
akan diikuti seperti rendahnya prestasi, sakit, kesepian dan lain-lain.
Satu-satunya cara untuk menghindarkan diri dari rasa takut adalah keberanian
menghadapi rasa takut tersebut.
v Emosi cinta
/ kasih sayang
Jenis emosi
ketiga yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi cinta / kasih sayang,
emosi ini telah ada sejak bayi dan terus berkembang sampai dewasa. Faktor ini
penting dalam kehidupan remaja adalah untuk mencintai orang lain dan
kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima
cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya. Walaupun remaja
bergerak ke dunia pergaulan yang lebih luas, dalam dirinya masih terdapat sifat
kekanak-kanakanya. Remaja membutuhkan kasih sayang di rumah yang sama banyaknya
dengan apa yang mereka alami pada tahun-tahun sebelumnya. Karena alasan inilah
sikap menentang mereka, menyalahkan mereka secara langsung, mengolok-olok
mereka pada waktu pertama kali karena mencukur kumisnya, adanya perhatian
terhadap lawan jenisnya, merupakan tindakan yang kurang bijaksana.
Pada masa
remaja rasa cinta mulai diarahkan kepada lawan jenis. Menurut cole
kecenderungan remaja wanita tertarik terhadap sesama jenis berlangsung lebih
lama. Keadaan ini terlihat pada sikap kasih sayang terhadap sesama wanita
seperti kepada kakak, adik.
Beberapa situasi yang mendorong
remaja putri untuk menyayangi wanita secara berlebihan, yaitu :
1 Wanita
tersebut dirasakan dapat membantu ,Mengatasi
kesulitan yang dihadapinya.
2 Wanita itu
dapat dijadikan sebagai pengganti ibunya, apabila jauh dari ibunya yang
dijadikan figur atau kehilangan kasih sayang ari ibunya karena perceraian atau
meninggal dunia.
3 Wanita
tersebut dirasakan sangat menyayanginya dan ia berasal dari keluarga yang
menolak dirinya
4 Karena
tidak populer diantara teman pria, merasa sangat malu dan takut kepada teman
pria, atau mempunyai pengalaman yang menyakitkan dengan pria.
Ciri-ciri Kematangan Emosi Remaja
Remaja yang
sudah mencapai kematangan emosi dapat dilihat dari ciri- ciri tingkah lakunya
sebagai berikut :
1. Mandiri dalam artian emosional
yaitu bertanggung jawab atas diri sendiri dan orang lain.
2. Mampu menerima diri sendiri dan
orang lain apa adanya. Mereka tidak cenderung menyalahkan diri sendiri ataupun
menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dialaminya.
3. Mampu mengendalikan emosi-emosi
negatif, sehingga pemunculannya tidak impulsif.
4. Mampu mengendalikan emosi-emosi
negatif, sehingga pemunculannya tidak impulsif.
Ciri-ciri Ketidakmatangan Emosi
Remaja yang
sudah tidak matang emosinya dapat dilihat dari ciri-ciri tingkah lakunya
sebagai berikut :
1. Cenderung melihat sisi negatif
dari orang lain.
2. Impulsif, kurang mampu
mengendalikan emosi dan mudah emosional.
3. Kurang mampu menerima diri
sendiri dan orang lain apa adanya.
4. Kurang mampu memahami orang lain
dan cenderung untuk selalu minta dipahami oleh orang lain.
5. Tidak mau mengakui kesalahan yang
diperbuat dan cenderung menyembunyikannya atau lebih memilih sikap mekanisme
pertahanan diri,
Cara-cara Meredam Emosi Negatif
Emosi
negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek negatif.
Beberapa cara untuk meredamnya itu adalah :
1. Berpikir positif dalam arti
mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
2. Mencoba belajar memahami
karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan tidak
dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan diri sendiri.
3. Mencoba menghargai pendapat dan
kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang dikemukakan orang lain dan
mengakui kelebihan orang lain.
4. Introspeksi dan mencoba melihat
apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat
merasakannya.
5. Bersabar dan menjadi pemaaf.
Mengahadapi sesuatu dengan sabar dan maaf
6. Mengalihkan perhatian pada objek
yang memicu munculnya emosi.
C.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Emosi Remaja
Hurlock ( 2002 ) dalam rahmat ( http://r4hmatdocuments.blogspot.com )
menyatakan sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukkan bahwa
perkembangan emosi mereka bergantung kepada faktor kematangan dan faktor
belajar.
Para remaja
seringkali tidak menunjukkan perasaan-perasaannya, entah perasaan takut ataupun
sedih. walaupun mereka terkadang merasa takut dan ingin menangis tetapi tidak
berani menunjukkan perasaan tersebut secara terang-terangan. Kondisi-kondisi
kehidupan dan lingkunganlah yang menyebabkan mereka merasa perlu menyembunyikan
perasaan-perasaannya.
Dengan bertambahnya umur,
menyebabkan terjadinya perubahan dalam ekspresi emosional. Bertambahnya
pengetahuan dari lingkungan serta sekolah dan pemanfaatan media massa
berpengaruh terhadap perubahan-perubahan emosional ini.
Ada dua
faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja yaitu :
1. Faktor Internal
Umumnya emosi seseorang muncul
berkaitan erat dengan apa yang dirasakan seseorang secara individu. Adapun
gangguan emosi yang mereka alami antara lain :
ü Merasa tidak
terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak sehingga timbul ketidakpuasan,
kecemasan dan kebencian yang mereka alami
ü Merasa di benci di sia-siakan ,
tidak mengerti dan tidak diterima oleh lingkungan
ü Merasa lebih
banyak dirintangi, dibantah, dipatahkan daripada diberi sokongan , dorongan,
semangat
ü Merasa tidak mampu atau bodoh.
ü Merasa tidak menyenangi kehidupan keluarga mereka yang tidak harmonis
seperti sering bertengkar, kasar, pemarah, cerewet atau bercerai.
ü Merasa menderita karena iri terhadap saudara yang disikapi dan dibedakan
secara tidak adil.
2. Faktor eksternal
Menurut
Hulrlock dan Cole faktor yang mempengaruhi emosi positif adalah sebagai
berikut;
ü Orang tua
dan guru memperlakukan mereka seperti anak kecil sehingga harga diri mereka
terasa dilecehkan
ü Apabila dirintangi anak membina
keakraban dengan lawan jenis
ü Disikapi tidak adil oleh orang tua
ü Merasa kebutuhannya tidak terpenuhi
oleh orang tua
ü Terlalu banyak dirintangi daripada di sokong
ü Merasa di sikapi secara otoriter
Sejumlah
penelitian tentang emosi remaja menunjukkan bahwa perkembangan emosi mereka
bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar. Kematangan dan belajar
terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi.
Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang
sebelumnya tidak dimengerti di mana itu menimbulkan emosi terarah pada satu
objek. Kemampuan mengingat juga mempengaruhi reaksi emosional. Dan itu
menyebabkan anak-anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak
mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.
Kegiatan
belajar juga turut menunjang perkembangan emosi. Metode belajar yang menunjang
perkembangan emosi, antara lain yaitu :
1.
Belajar
dengan coba-coba
Anak belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk
perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak perilaku yang
memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberikan kepuasan
2.
Belajar
dengan cara meniru
Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain.
Anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan
orang-orang yang diamatinya.
3.
Belajar
dengan mempersamakan diri
Anak menyamakan dirinya dengan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan
emosional yang kuat dengannya. Yaitu menirukan reaksi emosional orang lain yang
tergugah oleh rangsangan yang sama.
4.
Belajar
melalui pengkondisian
Dengan metode ini objek situasi yang pada mulanya gagal memancing reaksi
emosional, kemudian dapat berhasil dengan cara asosiasi. penggunaan metode
pengkondisian semakin terbatas pada perkembangan rasa suka dan tidak suka,
setelah melewati masa kanak-kanak.
5. Pelatihan
atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan
Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasa membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara emosional yang tidak menyenangkan.
Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasa membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara emosional yang tidak menyenangkan.
D.
Usaha Guru
Dan Orang Tua Dalam Mengembangkan Emosi Positif Remaja
Emosi yang
ada dalam diri remaja ada emosi positif dan emosi negatif. Kedua emosi itu
berkembang dalam diri remaja . Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam
sehingga tidak menimbulkan efek negatif dan emosi positif perlu dikembangkan.
Beberapa
cara untuk meredam emosi negatif itu adalah :
a.
Berpikir
positif dalam arti mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi
positifnya.
b.
Mencoba
belajar memahami karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang
berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan
diri sendiri.
c.
Mencoba
menghargai pendapat dan kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang
dikemukakan orang lain dan mengakui kelebihan orang lain.
d.
Introspeksi
dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri,
mereka dapat merasakannya.
e. Bersabar dan menjadi pemaaf
f. Mengalihkan perhatian
Agar emosi
positif pada diri remaja dapat berkembang dengan baik, dapat dirangsang dan
disikap oleh orang tua maupun guru. Usaha untuk mengembangkannya adalah :
a)
Orang tua
dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak (significant person)
dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga
tampilannya tidak meledak-ledak.
b)
Adanya
program latihan
beremosi baik
disekolah maupun didalam keluarga. Misalnya dalam merespon dan menyikapi
sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
c) Mempelajari
dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan
emosi negatif dan upaya-upaya menggapainya secara lebih baik.
Kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali, mengelola,
dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain.
Guru dan keluarga dapat
mengembangkan keterampilan kecerdasan emosional seorang anak dengan memberikan
beberapa cara yaitu:
a. Mengenali emosi diri anak ,
mengenali perasaan anak sewaktu perasaan yang dirasakan terjadi merupakan dasar
kecerdassan emosional. kemampuan untuk memantau peraaan dari waktu kewaktu
merupakan hal penting bagi pemahahaman anak.
b. Mengelola emosi, menangani
perasan anak agar dapat terungkap dengan tepat kemampuan untuk menghibur anak ,
melepasakan kecemasan kemurungan atau ketersinggungan, atau akibat – akibat
yang muncul karena kegagalan.
c. Memotivasi
anak, penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat
penting dalam keterkaitan memberi perhatian dan kasih sayang untuk memotivasi
anak dalam melakukan kreasi secara bebas.
d. Memahami
emosi anak.
e. Membina
hubungan dengan anak, Setelah kita melakukan identifikasi kemudian kita mampu
mengenali, hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan kecerdasan
emosional yaitu dengan memelihara hubungan.
f. Berkomunikasi
“dengan jiwa “, Tidak hanya menjadi pembicara terkadang kita harus memberikan
waktu lawan bicara untuk berbicara juga dengan demikian posisikan diri kita
menjadi pendengar dan penanya yang baik dengan hal ini kita diharapkan mampu
membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan anak dengan reaksi
atau penilaian.
Setelah mengetahui bagaimana tipe remaja dalam mengekspersikan dirinya,
orang tua sebaiknya mempersiapkan diri untuk mengenal lebih jauh dalam
membimbing anaknya saat masa remaja, dengan cara berikut :
Ø Kenali mereka lebih dekat yaitu informasi
mengenai remaja dan perubahan2 yang terjadi di dalam dirinya.
Ø Kenali
perubahan fisik pada remaja dan dampaknya terhadap diri anak.
Ø Kenali perubahan emosi remaja dan caranya mencari
perhatian orang tua serta reaksi emosinya dalam menghadapi masalah.
Ø Menciptakan hubungan komunikasi yang hangat,
membentuk kebiasaan2 yang positif, memberlakukan aturan dalam keluarga, menyikapi
“kesalahan” anak, “mengambil hati” anak dan “mencuri perhatian” anak.
Ø Kenali perubahan lingkungan misalnya peran gender
serta rasa keadilan antara pria dan wanita; teman dan permasalahannya; naksir,
ditaksir dan pacaran.
Ø Masalah-masalah seksualitas, kelainan seksual dan
pengaruh buruk yagn ada di masyarakat.
Tidak hanya remaja yang belajar menghadapi kehidupananya yang “baru”
tetapi orang tua juga perlu banyak belajar menghadapi perubahan2 dan menemukan
cara terbaik untuk menghadapinya.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sudah tidak
dapat dipungkiri, bahwa perkembangan emosi remaja dalam tumbuh kembangnya
memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupannya. Dengan adanya ciri-ciri
serta usaha untuk mengembangkan emosi remaja secara tepat, secara bertahap
diharapkan seorang remaja mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai generasi
harapan bangsa. Untuk itu hendaknya orang tua, guru dan lingkungan masyarakat
harus benar-benar dapat memahami bagaimana tumbuh kembang remaja termasuk
emosinya. Pembentukan emosi remaja yang sehat yang bertolak pada pembangunan
karakter remaja hendaklah dilaksanakan selain jalur pendidikan, keluarga dan
sekolah juga dilaksanakan pada lingkungan.
B. Saran
Dengan
mengetahui keadaan emosi remaja dan perkembangannya di harapkan kita mampu
memahami serta menemukan cara-cara yang terbaik dalam menghadapi remaja yang
baru beranjak dewasa.
DAFTAR
PUSTAKA
Mudjiran
dkk. 2007. Perkembangan peserta didik “bahan belajar
pendidikan tenaga kependidikan sekolah menengah. Padang. UNP press
http://www.duniasosiologi.co.cc diakses
pada tanggal 20 November 2010
http://r4hmatdocuments.blogspot.com diakses
pada tanggal 20 November 2010
http://www.kompas.com diakses pada tanggal 20 November 2010
15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar