MAKALAH
Psikologi
Pembelajaran Matematika
Perbedaan
Individu
Kelompok 3:
Dori Rangga Putra (11.10.010.715.037)
Rika Purnama Wulan (11.10.010.715.034)
Pendidikan Matematika 3B
Dosen Pembimbing
Mira Amelia Amri, M.Pd
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN
DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG
2012
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
alrabbi al‘alamin kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya
kepada kami dan seijin-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “PERBEDAAN INDIVIDU ”
Makalah ini berisikan tentang informasi
pengertian Individu atau yang lebih khususnya membahas berbagai macam perbedaan
individu dan ruang lingkupnya.
sebagaimana
amanat yang diberikan kepada kami di dalam memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pembelajaran Matematika
. Sebuah penghargaan bagi kami atas diberikannya tugas ini, karena dengan
begitu kita akan dapat mengkaji kembali tentang hal-hal yang berkaitan dengan
Perbedaan Individu.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang perbedaan individu dan berbagai macam dari
perbedaan individu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta
dalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.
Lubuk Alung , 12 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang 1
B.
Rumusan
Masalah 2
C.
Tujuan
Penulisan Makalah 2
BAB II. PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Individu 3
2.
Perkembangan
Individu 5
3.
Macam-macam
Perbedaan Individu 6
4. Implikasi Perbedaan Individu 10
5.
Program-program Pembelajaran Individual 11
BAB III. PENUTUP
A.
Kesimpulan 12
B.
Saran 13
Daftar Pustaka 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah
makhluk yang berpikir atau homo sapiens, makhluk yang berbentuk atau homo
faber, makhluk yang dapat dididik atau educandum. Berbagai pandangan tersebut
membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang kom-pleks. Manusia sebagai
pribadi yang utuh dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan akan lebih
ditekankan hakekat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan sosial,
sebagai kesatuan jasmani dan rohani dan sebagai makhluk Tuhan dengan
menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat.
Manusia merupakan kesatuan Psikofisis dan Psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Untuk memberi gambaran bahwa makna pertumbuhan dibedakan dari makna Perkembangan, sedangkan pertumbu-han digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek atau rohani dan aspek sosial.
Setiap individu memiliki cirri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredi-tas) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor bilogis cenderung lebih bersifat tetap, se-dangkan faktor karakteristik yang berkaitan dengan sosial Psikologis lebih kepada faktor lingkungan.
Sehingga pada setiap individu mampu memahami Perbedaan Individual antara satu dengan yang lain agar dapat memberikan stimulasi dan mengarahkan pembentukan perilaku dari masing-masing individu dengan mengetahui cirri khu-sus, agar dapat mengetahui Perkembangan dan Karakteristik setiap individu dengan tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu
Individu??
2. Apa itu
Perkembangan Individu?
3. Apa Saja
Perbedaan Individu Itu?
4. Apa itu
Program Pembelajaran Individual?
5. Bagaimana
Perbedaan Individu Dalam pendidikan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tulisan ini bertujuan untuk menambah
wawasan para pembaca, khususnya para
mahasiswa jurusan matematika, fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan STKIP YDB Lubuk Alung, agar nantinya dalam
kita semua mengetahui hal-hal tentang Perbedaan Individu.
Memahami
Pengertian individu dan agar mahasiswa mampu memahami
perbedaan-perbedaan yang terdapat pada setiap individu, baik dari segi
kemampuan, minat, maupun sikapnya.
BAB II
A. Pengertian Individu
Dalam kamus
Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang,
perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu
lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang
dimilikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam
kebiasaan dan sikap-sikapnya.
Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Pada
awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum
peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila
kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan
mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan
teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak
kebutuhan non fisik atau psikologis yang dibutuhkannya.
Dari bahasa
bemacam-macam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol,
yaitu:
(i) Semua
manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan di dalam pola perkembangannya.
(ii)
Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia
secara biologis dan sosial, tiap-tiap
individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Setiap orang,
apakah ia seorang anak atau seorang dewasa, dan apakah ia berada di dalam suatu
kelompok atau seorang diri, ia disebut individu. Individu menunjukkan kedudukan
seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan. Sifat individual adalah
sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan dengan perbedaan
individual perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang
lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu atau perbedaan
individual. Maka “perbedaan” dalam “perbedaan individual” menurut Landgren
(1980: 578) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik
maupun psikologis.
Seorang guru
setiap tahun ajaran baru selalu menghadapi siswa-siswa yang berbeda satu sama
lain. Siswa-siswa yang berada di dalam sebuah kelas, tidak terdapat seorang pun
yang sama. Mungkin sekali dua orang dilihatnya hampir sama atau mirip, akan
tetapi pada kenyataannya jika diamati benar-benar antara keduanya tentu
terdapat perbedaan. Perbedaan yang segera dapat dikenal oleh seorang guru
tentang siswanya adalah perbedaan fisiknya, seperti tinggi badan, bentuk badan,
warna kulit, bentuk muka, dan semacamnya. Dari fisiknya seorang guru cepat
mengenal siswa di kelasnya satu per satu. Ciri lain yang segera dapat dikenal
adalah tingkah laku masing-masing siswa, begitu pula suara mereka. Ada siswa
yang lincah, banyak gerak, pendiam, dam sebagainya. Ada siswa yag nada suaranya
kecil dan ada yang besar atau rendah, ada yang berbicara cepat dan ada pula
yang pelan-pelan. Apabila ditelusuri secara cermat siswa yang satu dengan yang
lain memiliki sifat psikis yang berbeda-beda.
Upaya pertama
yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan individu, sebelum dilakukan
pengukuran kapasitas mental yang mempengaruhi penilaian sekolah, adalah
menghitung umur kronologi. Seorang anak memasuki sekolah dasar pada umur 6
tahun dan ia diperkirakan dapat mengalami kemajuan secara teratur dalam tugas-tugas
sekolahnya dilihat dalam kaitannya dengan faktor umur. Selanjutnya ada anggapan
bahwa semua anak diharapkan mampu menangkap/ mengerti bahan-bahan pelajaran
yang mempunyai kesamaan materi dan penyajiannya bagi semua siswa pada kelas
yang sama. Ketidakmampuan yang jelas tampak pada siswa untuk menguasai bahan
pelajaran umumnya dijelaskan dengan pengertian faktor-faktor seperti kemalasan
atau sikap keras kepala. Penjelasan itu tidak mendasarkar, kenyataan bahwa para
siswa memang berbeda dalam hal kemampuan mereka untuk menguasai satu atau lebih
bahan pelajaran dan mungkin berada dalam satu tingkat perkembangan.
Telah disadari
bahwa perbedaan-perbedaaan antara satu dengan lainnya dan juga
kesamaan-kesamaan di antara mereka merupakan ciri-ciri dari semua pelajaran
pada suatu tingkatan belajar. Sebab-sebab dan pengaruh perbedaan individu ini
dan sejauh mana tingkat tujuan pendidikan, isi dan teknik-teknik pendidikan
ditetapkan, hendaknya disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan tersebut,
tampaknya hal ini telah mendapat banyak perhatian dari para ahli ilmu jiwa dan
petugas sekolah.
Inteligensi
mempengaruhi penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya, orang lain dan
dirinya sendiri. Semakin tinggi taraf intreligensinya semakin baik penyesuaian
dirinya dan lebih mampu bereaksi terhadap rangsangan lingkungan atau orang lain
dengan cara yang dapat diterima. Hal ini jelas akan meningkatkan konsep
dirinya, demikian pula sebaliknya .Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan
yang tinggi akan meningkatkan prestisenya. Jika prestisenya meningkat maka
konsep dirinya akan berubah (Syaiful, 2008).
Status sosial
seseorang mempengaruhi bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya.
Penerimaan lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Penerimaan
lingkungan terhadap seseorang cenderung didasarkan pada status sosial
ekonominya. Maka dapat dikatakan individu yang status sosialnya tinggi akan
mempunyai konsep diri yang lebih positif dibandingkan individu yang status
sosialnya rendah. Hal ini didukung oleh penelitian Rosenberg terhadap anak-anak
dari ekonomi sosial tinggi menunjukkan bahwa mereka memiliki konsep diri yang
tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari status ekonomi rendah.
Hasilnya adalah 51 % anak dari ekonomi tinggi mempunyai konsep diri yang
tinggi. Dan hanya 38 % anak dari tingkat ekonomi rendah memiliki tingkat konsep
diri yang tinggi.
Karakteristik Individu
Setiap individu
memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang
menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis.
B. Perkembangan individu
Perkembangan dapat diartikan sebagai
perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu
sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan –
perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Ciri-ciri perkembangan individu
Perkembangan
individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1.
Terjadinya perubahan dalam aspek :
·
Fisik;
seperti : berat dan tinggi badan.
·
Psikis;
seperti : berbicara dan berfikir.
2.
Terjadinya perubahan dalam proporsi.
·
Fisik;
seperti : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya.
·
Psikis;
seperti : perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.
3.
Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
·
Fisik;
seperti: rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar
pineal.
·
Psikis;
seperti : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.
4.
Diperolehnya tanda-tanda baru.
·
Fisik;
seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis
dan jakun pada laki dan tumbuh payudara
dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua.
·
Psikis;
seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu
pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.
C. Macam-macam Perbedaan Individu
Makna
“perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut Lindgren (1980) menyangkut
variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Adapun bidang-bidang
dari perbedaannya yakni:
1.
Perbedaan kognitif
Kemampuan
kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan
dan tehnologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau
penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang
diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan
itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.
2.
Perbedaan kecakapan bahasa
Bahasa merupakan
salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan
tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan
kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata
dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbaha sangat
dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik
(organ bicara).
3.
Perbedaan Kecakapan Motorik
Kecakapan
motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan
koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk
melakukan kegiatan.
4. Perbedaan
Latar Belakang
Perbedaaan latar
belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat
prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan.
5.
Perbedaan Bakat
Bakat merupakan
kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang
dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat
sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi
kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang
menyentuhnya.
6. Perbedaan Kesiapan Belajar
Perbedaan latar
belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting
artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak
selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar
yang lebih luas. Setiap individu siswa berbeda satu dengan lainnya, hal ini
pengaruhi banyak faktor yang membentuk kepribadian setiap siswa. Perbedaan
individu siswa dapat dikelompokan menjadi:
Perbedaan
vertikal yaitu perbedaan pada segi fisik setiap individu, misal; tinggi
- sedang - pendek, gemuk - sedang -
kurus, seha - tidak sehat dan lain sebagainya.
Perbedaan
horizontal yaitu perbedaan pada segi psikis dan sosial setiap individu,
misal; kemampuan, bakat, minat, emosi, hasil belajar dan lain sebagainya.
Perbedaan
individu diatas dipengaruhi oleh :
(1) Faktor Keturunan (Bakat)
(2) Faktor Lingkungan.
Perbedaan ini merupakan hal penting yang
harus diketahui oleh guru karena perbedaan ini dapat digunakan oleh guru untuk
menentukan metode belajar yang tepat dalam proses belajar mengajar dikelas.
Guru haruslah teliti dalam mencari dan menemukan perbedaan yang ada pada siswa,
terutama perbedaan-perbedaan yang menonjol. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
dalam proses belajar mengajar dan dalam memberikan pelayanan terhadap siswa
agar mampu menemukan dan mengembangkan potensi yang ada dimiliki oleh siswa.
7. Perbedaan
Kemampuan
Kemampuan adalah
kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang. Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam menerima materi
yang diajarkan oleh seorang guru. Guru hendaknya memberikan perhatian khusus
terhadap siswa-siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah dengan berusaha
menemukan dan mengatasi kesulitan belajar siswa dengan men-diagnosis kesulitan
belajar siswa tersebut. Dan jika tingkat kesulitan belajarnya sangat sulit
diidentifikasi maka tidak ada salahnya kita meminta bantuan guru lain atau guru
yang berkompeten dalam hal ini dan ini biasanya guru bimbingan dan penyuluhan.
Setelah guru
menemukan perbedaan-perbedaan dari setiap individu, maka langkah berikutnya
adalah melakukan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran yang
disesuaikan dengan perbedaan tersebut agar setiap individu mampu berkembang
sesuai dengan kemampuan dan kecepatan yang dimiliki oleh masing-masing individu
siswa. Mengajar siswa dengan kemampuan belajar cepat akan berbeda dengan
mengajar siswa dengan kemampuan belajar kurang/lambat. Kemampuan yang berbeda
dari setiap individu memerlukan pelayanan tersendiri bagi guru dalam upaya
penyesuaian program pengajaran yang akan dibuat dan dilaksanakan.
Tetapi hal ini
tidaklah mudah bahkan sangat sulit dilaksanakan bagi mereka yang belum terbiasa
dalam upaya pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Kesulitan-kesulitan
yang paling mudah kita temukan dalam lingkungan disekitar kita misalnya;
terbatasnya waktu yang disediakan oleh sekolah dalam suatu pertemuan
pembelajaran di kelas akan membuat guru tidak maksimal dalam menemukan dan
melayani siswa sesuai dengan perbedaan setiap individu walaupun hal ini sudah
direncanakan dalam program pengajaran yang akan atau sedang dilaksanakan.
Jika
kesulitan-kesulitan yang dihadapi ini memang sangat sulit dipecahkan maka guru
tidak perlu memaksakan diri sampai diluar batas kemampuannya. Minimal guru
mampu melaksanakan pada tahap yang dapat dilaksanakannya, misal; terhadap siswa
yang memiliki kemampuan cepat dalam menyerap materi pelajaran maka guru bisa
saja memberinya materi atau tugas tambahan untuk dikerjakannya diluar sekolah,
sedangkan siswa yang memiliki kemampuan kurang maka guru dapat memberinya
materi yang sesuai untuknya. Siswa yang memiliki bakat menonjol bisa di beri
kesempatan atau di beri fasilitas untuk mengembangkannya sedangkan siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar maka perlu dibantu agar siswa tersebut dapat
mengatasi kesulitannya. Dan silahkan kembangkan menurut keadaan dan kemampuan
dilingkungan sekolahnya masing-masing.
8. Perbedaan Minat
Minat adalah
seberapa besar seorang individu merasa suka atau tidak
kepada suatu rangsangan. Minat adalah dorongan yang kuat bagi seseorang
untuk melakukan segala sesuatu yang menjadi keinginannya. Minat
merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat dan keberadaannya
merupakan faktor utama dalam pengembangan bakat.
kepada suatu rangsangan. Minat adalah dorongan yang kuat bagi seseorang
untuk melakukan segala sesuatu yang menjadi keinginannya. Minat
merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat dan keberadaannya
merupakan faktor utama dalam pengembangan bakat.
Bakat merupakan
kondisi atau kualitas yang dimiliki seseorang, yang
memungkinkan seseorang tersebut akan berkembang pada masa mendatang. Bakat bisa diartikan sebagai kemampuan bawaan yang berupa potensi
(potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Bakat
merupakan potensi bawaan yang masih membutuhkan latihan agar dapat
terwujud secara nyata. Bakat merupakan potensi terpendam dalam diri seseorang. Agar bakat dapat muncul perlu digali, ditemukan, dilatih, dan dikembangkan. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi harus ditunjang dengan minat, latihan, pengertian, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan. Bakat tidak selalu identik disertai minat. Bakat yang tidak disertai minat, maupun minat yang tidak disertai bakat, akan menimbulkan gap. Bila orang tua tidak cukup cermat dengan hal ini akan
berdampak buruk bagi anak. Atas dasar bakat yang dimilikinya, maka
seseorang akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan
menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan orang lain. Seseorang
yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati karena kemampuan yang ia
miliki akan berkembang dengan pesat.
memungkinkan seseorang tersebut akan berkembang pada masa mendatang. Bakat bisa diartikan sebagai kemampuan bawaan yang berupa potensi
(potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Bakat
merupakan potensi bawaan yang masih membutuhkan latihan agar dapat
terwujud secara nyata. Bakat merupakan potensi terpendam dalam diri seseorang. Agar bakat dapat muncul perlu digali, ditemukan, dilatih, dan dikembangkan. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi harus ditunjang dengan minat, latihan, pengertian, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan. Bakat tidak selalu identik disertai minat. Bakat yang tidak disertai minat, maupun minat yang tidak disertai bakat, akan menimbulkan gap. Bila orang tua tidak cukup cermat dengan hal ini akan
berdampak buruk bagi anak. Atas dasar bakat yang dimilikinya, maka
seseorang akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan
menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan orang lain. Seseorang
yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati karena kemampuan yang ia
miliki akan berkembang dengan pesat.
9. Perbedaan Sikap
Menurut Prasetyo dalam bukunya Psikologi
Pendidikan mengemukakan bahwa: Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sosial
adalah sebagai berikut:
1.
Faktor Indogen
Faktor indogen adalah faktor yang
mempengaruhi sikap sosial anak yang datang dari dalam dirinya sendiri. Faktor
pada diri anak itu sendiri seperti faktor imitasi, sugesti, identifikasi,
simpati. Dalam hal ini dapat dibedakan menjadi tiga faktor yaitu:
a). Faktor
Sugesti
Sugesti adalah
proses seorang individu didalam berusaha menerima tingkah laku maupun prilaku
orang lain tanpa adanya kritikan terlebih dahulu. Sehubungan dengan hal ini
pula baik tidaknya sikap sosial anak dipengaruhi oleh sugestinya, artinya
apakah individu tersebut mau menerima tingkah laku maupun prilaku orang lain,
seperti perasaan senang, kerjasama. Dapat dikatakan sugesti dapat
mempengaruhi sikap sosial seseorang sedangkan anak yang tidak mampu bersugesti
cenderung untuk tidak mau menerima keadaan orang lain, seperti tidak merasakan
penderitaan orang lain, tidak bisa bekerjasama dengan orang lain dan
sebagainya.
b).
Faktor Identifikasi
Identifikasi dilakukan kepada orang lain
yang dianggapnya ideal atau sesuai dengan dirinya. Anak yang mengidentifikasikan
dirinya dirinya seperti orang lain akan mempengaruhi perkembangan sikap sosial
seseorang, seperti anak cepat merasakan keadaan atau permasalahan orang lain
yang mengalami suatu problema. Selanjutnya dalam buku Psikologi Sosial
dijelaskan bahwa: “Anak yang menggangap keadaan dirinya seperti persoalan orang
lain ataupun keadaan orang lain seperti keadaan dirinya akan menunjukkan
prilaku sikap sosial yang positif, mereka lebih mudah merasakan keadaan orang
sekitarnya, sedangkan anak yang tidak mau mengidentifika-sikan dirinya lebih cenderung menarik diri dalam
bergaul sehingga lebih sulit untuk merasakan keadaan orang lain” (Sarwono, 1997
: 88).
Seseorang yang berusaha
mengidentifikasikan diri dengan keadaan orang lain akan lebih mampu merasakan
keadaan orang lain, daripada seorang anak yang tidak mau mengidentifikasikan
dirinya dengan orang lain yang cenderung mampu merasakan keadaan orang lain.
c).
Faktor Imitasi
Imitasi dapat mendorong seseorang untuk
berbuat baik. Sikap seseorang yang berusaha meniru bagaimana orang yang
merasakan keadaan orang lain maka ia berusaha meniru bagaimana orang yang
merasakan sakit, sedih, gembira, dan sebagainya. Hal ini penting didalam
membentuk rasa kepedulian sosial seseorang. Anak-anak yang meniru keadaan orang
lain, akan cenderung mampu bersikap sosial, daripada yang tidak mampu meniru
keadaan orang lain. Imitasi dapat mempengaruhi sikap sosial seseorang, dimana
seseorang yang berusaha meniru (imitasi) keadaan orang lain akan lebih peka dalam
merasakan keadaan orang lain, apakah orang sekitarnya itu dalam keadaan susah,
senang ataupun gembira.
2.
Faktor Eksogen
Faktor eksogen adalah faktor yang
mempengaruhi sikap sosial anak dari luar dirinya sendiri. Dalam hal ini menurut
Soetjipto dan Sjafioedin dalam bukunya Metodologi Ilmu Pengetahuan Sosial
dijelaskan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi sikap sosial anak yaitu:
faktor yang berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan
lingkungan sekolah.
a).
Faktor Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan
lingkungan yang pertama dari anak dari keluarga pulalah anak menerima
pendidikan karenanya keluarga mempunyai peranan yang sangat penting didalam
perkembangan anak. Keluarga yang baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap
perkembangan anak, demikian pula sebaliknya. Anak yang tidak mendapatkan kasih
sayang,
perhatian, keluarga yang tidak harmonis, yang tidak memanjakan anak-anaknya dapat
mem-pengaruhi sikap sosial bagi anak-anaknya. Keharmonisan dalam
keluarga, anak yang mendapatkan kasih sayang serta keluarga yang selalu
memberikan perhatian kepada anak-anaknya merupakan peluang yang cukup besar
didalam mempengaruhi timbulnya sikap sosial bagi anak-anaknya.
b).
Faktor Lingkungan Sekolah
Keadaan sekolah seperti cara penyajian
materi yang kurang tepat serta antara guru dengan murid mempunyai hubungan yang
kurang baik akan menimbulkan gejala kejiwaan yang kurang baik bagi siswa yang
akhirnya mempengaruhi sikap sosial seorang siswa. Ada beberapa faktor lain
disekolah yang dapat mempengaruhi sikap sosial siswa yaitu tidak adanya
disiplin atau peraturan sekolah yang mengikat siswa untuk tidak berbuat hal-hal
yang negatif ataupun tindakan yang menyimpang. Faktor lingkungan sekolah yang
dapat mempengaruhi sikap sosial siswa adalah cara penyajian materi, prilaku
maupun sikap dari para gurunya, tidak adanya disiplin atau peraturan-peraturan
sekolah yang betul-betul mengikat siswa.
c).
Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan tempat
berpijak para remaja sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial
tidak bisa melepaskan diri dari masyarakat. Anak dibentuk oleh lingkungan
masyarakat dan dia juga sebagai anggota masyarakat, kalau lingkungan sekitarnya
itu baik akan berarti sangat membantu didalam pembentukkan keperibadian dan
mental seorang anak, begitu pula sebaliknya kalau lingkungan sekitarnya kurang
baik akan berpengaruh kurang baik pula terhadap sikap sosial
seorang anak, seperti tidak mau merasakan keadaan orang lain.
D. Implikasi Perbedaan Individu Dalam Pendidikan
Setiap orang itu unik. Tidak ada dua
orang yang sama, yang satu pasti berbeda dari yang lain. Dengan perkataan lain,
antara antara orang yang satu dengan orang yang lain terdapat perbedaan
individual, perbedaan peseorangan.
Kalau
pandangan kita layangkan ke dalam kelas, kita bertemu dengan seonggok perbedaan
individual. Anak-anak yang seusia dan sebaya itu berbeda-beda, baik tampangnya,
kemampuannya, wataknya dan temperamennya, minat, sikap dan lain sebagainya. Ada
yang berpendapat bahwa perbedaan tersebut berasal dari faktor keturunan
sementara yang lain berpendapat bahwa perbedaan tersebut berasal dari
lingkungan.
Faktor keturunan biasanya menentukan karakteristik seorang individu. Begitupun dengan tingkah laku ditentukan oleh faktor keturunan namun tingkah laku yang diturunkan dapat mengalami modifikasi karena adanya pengaruh faktor lingkungan.
Banyak faktor yang mempengaruhi karakteristik dan kemampuan seseorang. Diantaranya adalah status sosial keluarga, faktor budaya faktor praktek mendidik anak, faktor urutan kelahiran, anak-anak yang orang tuanya bercerai, dll.
Faktor keturunan biasanya menentukan karakteristik seorang individu. Begitupun dengan tingkah laku ditentukan oleh faktor keturunan namun tingkah laku yang diturunkan dapat mengalami modifikasi karena adanya pengaruh faktor lingkungan.
Banyak faktor yang mempengaruhi karakteristik dan kemampuan seseorang. Diantaranya adalah status sosial keluarga, faktor budaya faktor praktek mendidik anak, faktor urutan kelahiran, anak-anak yang orang tuanya bercerai, dll.
Adanya perbedaan individual itu menyebabkan perlakuan kita terhadap seseorang tidak mesti sama, mesti disesuaikan dengan siapa kita berhadapan. Guru sebagai organizer dalam proses belajar mengajar menghadapi peserta didik yang terdiri dari berbagai karakter, bakat, minat serta kemampuan. Oleh karena itu, agar proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik, maka sangat perlu untuk mengetahui perbedaan indvidual dalam diri peserta didik.
·
Belajar berdasarkan kemampuan sendiri.
·
Pengembangan kemampuan tiap
individual secara optimal.
Program Pembelajaran Individual :
·
Kesuaian
dengan kebutuhan dan kemampuan anak
·
Pembelajaran
dilaksanakan untuk dimengerti oleh anak
·
Cara
kerja yang dimengerti oleh anak
·
Kriteria keberhasilan dimengerti oleh
anak
·
Evaluasi
dimengerti oleh anak
Keuntungan Pembelajaran Individual
·
Maju menurut
kemampuan masing-masing anak
·
Kemajuan
bersifat nyata
·
Perhatian anak terhadap hasil belajar
perseorangan.
·
Hubungan
pribadi yang menyenangkan antara guru dan anak .
·
Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi anak-anak yang lamban.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ø
Dalam
kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang,
perseorangan, dan oknum.
Ø Perkembangan
dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau
dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju
tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Ø Makna
“perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut Lindgren (1980) menyangkut
variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Ø
Setiap
orang itu unik. Tidak ada dua orang yang sama, yang satu pasti berbeda dari
yang lain. Dengan perkataan lain, antara antara orang yang satu dengan orang
yang lain terdapat perbedaan individual, perbedaan peseorangan.
Ø
Perbedaan individu, diantaranya perbedaan
kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan
latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat
pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis,
dan faktor pendidikan.
B. SARAN
Ø Syukur
alhamdulillah pada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik walupun masih ada kekurangan dan
tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun, serta arahan dan bimbingan dari semua pihak,
terutama Dosen.
Ø Semoga makalah
ini akan bermanfaat bagi para pembaca, baik bagi siswa,orang tua,guru dan
masyarakat.Jika yang membaca adalah seorang mahasiswa, hendaknya ia mengetahui
dan mempelajari tugas-tugas perkembangan dengan baik serta dapat
menerapkannya.Jika orang tua, hendaknya ia dapat mengontrol tugas-tugas
perkembangan anak yang belum diselesaikan dan membimbing, mengarahkan serta
mengantarkan ke arah yang positif.Orang tua dan guru membantu menyelesaikan
tugas perkembangan sehingga mencapai tingkat sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
- http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/01/karakteristik-dan-perbedaan-individu/
14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar