Rabu, 23 Mei 2012

Surat Cinta Yang Tak Terkirim

Untuk Seseorang Disana
            Malam semakin larut. Detik-detik waktu tak mampu kuhentikan walau sejenak. Ia menyeretku hingga saat ini. Aku tak berdaya, tak bisa kembali walau hanya sedetik. Enam tahun sudah, sejak pertama aku mengenalmu. Sejak pertama aku melihat tatapanmu, yang mempesona hatiku. Meninggalkan bekas yang dalam, yang tak mampu kuhapus. Ingin rasanya aku hilang  ingatan, menghapus memorymu dari bayangan ingatanku. Tapi semakin aku mencoba, dirimu semakin lekat dalam hati dan benakku. Kau menjadi baying-bayang dalam hari-hariku. Mangikuti setiap derak langkahku.
            Hari ini, saat aku menulis ini, senyumanmu yang pertama kepadaku menari-nari, berbinar anggun. Menenangkan kegelisahan bathinku. Aku masih merasakan, perasaan saat pertama kita berkenalan di kelas itu. Perasaan aneh yang hingga hari ini tak mampu kudefenisikan dan tak ada di kamus manapun. Sulit, bahkan perasaan ini lebih sulit dari pelajaran aljabar atau fisika.
            Mungkin inilah Cinta, suatu abstrak dalam perasaan. Karya seni yang sulit diungkap dengan kata-kata. Karya seni Sang Maha Sempurna.
            Sampai hari ini, perasaan ini terus tumbuh. Ia berkembang dan mulai berbunga. Aku tak tahu harus kemana  mencurahkan kegundahan ini. Aku ingin engkau tahu. Aku disini, menunggu perintah takdir.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar